tag:blogger.com,1999:blog-35931440006766975852024-03-05T07:26:45.590-08:00Buletin WiwekaBuletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-85369813756677447192009-02-18T01:21:00.000-08:002009-02-18T01:32:29.419-08:00Perjalanan Religius di Malang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgBRCGPR7etILb3KCMC37XLj3OaxOEMFvr-QDk-JFHGlGo8PrzFX3K_B5PqL2cc_nvN2_asWaRZ-A7VaCUK_9PKPIw4lv-7U8sA6PfZ7GHvj2hnFTvszAzLw-g-YRIkCQCNq42LVBW0io/s1600-h/IMG_9227.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgBRCGPR7etILb3KCMC37XLj3OaxOEMFvr-QDk-JFHGlGo8PrzFX3K_B5PqL2cc_nvN2_asWaRZ-A7VaCUK_9PKPIw4lv-7U8sA6PfZ7GHvj2hnFTvszAzLw-g-YRIkCQCNq42LVBW0io/s320/IMG_9227.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304067081153632594" border="0" /></a>Malang memang sudah menjadi semacam destinasi favorit bagi umat Hindu dalam ajang pendekatan diri kepada Tuhan. Tidak terkecuali bagi sekelompok mahasiswa Hindu yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Badan Kerohanian Hindu Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UKM BKH UWKS). Terbukti, dalam tahun 2008 saja, sudah dua kali mereka mengadakan kunjungan religi ke beberapa tempat suci di Malang. Setelah sukses dengan Tirta Gemana di bulan April lalu, UKM BKH UWKS kembali menggelar acara serupa pada 6-7 Desember 2008.<span class="fullpost"><br /><br />Keakraban dan kebersamaan kembali menjadi pemandangan yang tersaji dari rombongan mahasiswa Hindu tersebut. Tidak kurang dari 124 anggota, plus seorang dosen pembimbing, Ketut Yulia Agustini, mengikuti acara ini. Angka tersebut cukup menggambarkan suasana kekeluargaan yang dibangun oleh UKM BKH UWKS. Apalagi jumlah tersebut datang dari berbagai angkatan, mulai dari 2006-2008, ditambah beberapa senior angkatan atas. Jumlah ini saja sudah menunjukkan peningkatan dibanding acara sebelumnya.<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8lHNnIVQe2JdGhutFdBbj5-LcBavudGZegGd7v0-SIjPnHKgGmRfR3CO7qNHOPbSft7yDhlH6Pci8Ge8I-rzdh7W7vXvzcAl0r-wqzphFMYCqeRL9gP3tLKpwGWS9_1t9LV-Y9ObGTtM/s1600-h/13.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8lHNnIVQe2JdGhutFdBbj5-LcBavudGZegGd7v0-SIjPnHKgGmRfR3CO7qNHOPbSft7yDhlH6Pci8Ge8I-rzdh7W7vXvzcAl0r-wqzphFMYCqeRL9gP3tLKpwGWS9_1t9LV-Y9ObGTtM/s320/13.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304067078201313106" border="0" /></a><br /><br />Salah satu faktor yang menyebabkan acara bertajuk Tirta Gemana 2008 ini banyak diminati adalah lokasinya yang menarik dan variatif. Tercatat ada tiga pura di daerah Malang dan sekitarnya yang dikunjungi. Pura-pura itu adalah Pura Indra Jaya, Pura Giri Arjuno, dan Pura Segara Amerta Jati, Bale Kambang. Ketiga pura tersebut dijelajahi dalam waktu dua hari sehingga alokasi waktu di masing-masing pura pun menjadi cukup banyak. Untuk beristirahat di sela-sela acara, rombongan UKM BKH UWKS memilih salah satu penginapan di Kota Batu.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXytEAgiYLvM7fiFhyphenhyphenXSmhKBGGdWCBUaH8qYaxV8V8b64OSo7bsUIyVDV6PUf5TZA1ty_xhe21bv_ya2GiinV0xP0xUBbIR5zNPZPsUGKea6O2KyO3apBIluxWTFcgBniCVhF3cbWybn8/s1600-h/IMG_9042.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXytEAgiYLvM7fiFhyphenhyphenXSmhKBGGdWCBUaH8qYaxV8V8b64OSo7bsUIyVDV6PUf5TZA1ty_xhe21bv_ya2GiinV0xP0xUBbIR5zNPZPsUGKea6O2KyO3apBIluxWTFcgBniCVhF3cbWybn8/s320/IMG_9042.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304067070698916370" border="0" /></a><br /><br />Persembahyangan tentu menjadi agenda wajib di acara yang digalang oleh Agung Manik Septiana Putra, ketua panitia Tirta Gemana. Selain itu, peserta juga diberi kebebasan untuk mengeksplorasi tempat-tempat tersebut. Interaksi dengan warga tidak lupa dilakukan oleh semeton UKM BKH UWKS ini. Seperti sudah menjadi tradisi, UKM BKH UWKS, diwakili oleh ketua umum, I Gede Sumantra, menyerahkan dana punia berupa peralatan upacara dan materi di setiap pura. Gede berharap pemberian tersebut dapat berguna bagi umat Hindu yang ada di sana.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCrW76G0Omh6MfeUya-BT3T73uvJVBIQ0QfwsLH5SJN8dCGwvgyXlxbMKrfRM8coZ3n8loRvCj-NuzFDyQTI6unY_hNMj2f3m0v59BxFhXn-jmRz2u6GUCq0LiKm42D8bBhFCV54GFGTI/s1600-h/CIMG2907.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCrW76G0Omh6MfeUya-BT3T73uvJVBIQ0QfwsLH5SJN8dCGwvgyXlxbMKrfRM8coZ3n8loRvCj-NuzFDyQTI6unY_hNMj2f3m0v59BxFhXn-jmRz2u6GUCq0LiKm42D8bBhFCV54GFGTI/s320/CIMG2907.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304067081363793282" border="0" /></a><br />Lancarnya kegiatan ini sangat disyukuri oleh Gede. “Kegiatan ini berjalan memuaskan. Medan menuju pura cukup sulit namun syukur semuanya berjalan lancar. Koordinasi panitia sangat baik dalam menyiapkan segalanya.”, katanya mengenai jalannya acara. Para peserta juga menyatakan kepuasannya. “Biayanya mahal. Jalan menuju ke pura juga susah. Tapi sepadan lah. Puas pokoknya.”, ucap Putu Cahya Budi Utama, salah seorang peserta.(mei)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-4541684360885778982009-02-18T00:38:00.000-08:002009-02-18T00:56:51.860-08:00Aklamasi di Suksesi Swastika Taruna<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc7zhbbI8yTtJpckopkbGluKfkT-QhnaNHIz37ePEV9nWQequSPS456NVrwuhHcNmSsZID4kfIPGxQrPUKlfXrR1gZ_qHfu9PtiVzaCsAYDn5f1GQWH4XL7diMrEq-yxfIN5WJOYYKYhA/s1600-h/IMG_6861.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 214px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc7zhbbI8yTtJpckopkbGluKfkT-QhnaNHIz37ePEV9nWQequSPS456NVrwuhHcNmSsZID4kfIPGxQrPUKlfXrR1gZ_qHfu9PtiVzaCsAYDn5f1GQWH4XL7diMrEq-yxfIN5WJOYYKYhA/s320/IMG_6861.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304057485349069506" border="0" /></a>Puas. Satu kata itu terlontar dari I Made Indra Wijaya ketika ditanya tentang perasaannya sesaat setelah meletakkan jabatannya sebagai ketua Swastika Taruna. Cowok yang akrab dipanggil Indro ini mengakhiri kiprahnya memimipin organisasi berbasis budaya itu pada Senin (8/12) yang lalu. Bertempat di Asrama Bali Tirta Gangga, acara bertajuk "Suksesi Swastika Taruna" itu menjadi akhir yang cukup memuaskan bagi Indro.<span class="fullpost"><br /><br />Memuaskan karena laporan pertanggung-jawabannya (LPJ) selama menjadi ketua setahun belakangan dapat diterima oleh anggota Swastika Taruna maupun perwakilan organisasi lain secara bulat. Dalam acara tersebut, beberapa organisasi lain memang hadir sebagai undangan, seperti UKKH dan KMHDI. Program kerja-program kerja yang dilaporkan adalah Bazar, Swastika Cup, Gebyar Swastika, dan kegiatan rutin seperti latihan baleganjur dan tari.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6K-V-FXcQeSAWsrjtb3bc-Isud5QttYSLMcld_PyaXkvOAOMzD32-iqWN768yynbLe3Uy2nrf2nQUQ_SBPZULkUjhiLtsyQD9QffyuxhPJBP4yuM3ar4WbzyX80FOIrCqZD00bp1rBi8/s1600-h/IMG_6845.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6K-V-FXcQeSAWsrjtb3bc-Isud5QttYSLMcld_PyaXkvOAOMzD32-iqWN768yynbLe3Uy2nrf2nQUQ_SBPZULkUjhiLtsyQD9QffyuxhPJBP4yuM3ar4WbzyX80FOIrCqZD00bp1rBi8/s320/IMG_6845.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304057481338950514" border="0" /></a><br />Secara umum, Indro menyebut bahwa kepengurusannya berjalan dengan cukup baik. Ini terbukti dari berjalannya kegiatan-kegiatan yang direncanakan. Dukungan dari segenap pengurus dan anggota Swastika Taruna beserta partisipasi UKKH diakuinya memudahkan kinerjanya. “Support dari UKKH dalam mengikuti acara sudah bagus. Namun support untuk terjun ke kepanitiaan ataupun kepengurusan masih kurang.”, tuturnya menyinggung partisipasi UKKH dalam organisasi ini.<br /><br />Pemilihan ketua baru, yang dilaksanakan setelah pembacaan LPJ, menyimpan cerita unik karena hanya seorang kandidat yang muncul. I Gusti Ngurah Jupa Adriyana dari ITS menjadi calon tunggal setelah UKKH lain tidak mengajukan perwakilan. Pemilihan pun tidak dilaksanakan dengan voting karena semua peserta langsung bermufakat menunjuk Jupa sebagai ketua baru.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFbClPSct3dVwVJJZodlVeMKpK13sLBjI5h3mSFKSc9D3C2tgOqipuV37-xdPBGfYHpjYKomjZTe51JeXP98MYAEit6WhovKGmXAv0FGM2B-mWxOnG8GYKV7aKlbbdk3jiFjYN0wcgIVo/s1600-h/IMG_6869.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFbClPSct3dVwVJJZodlVeMKpK13sLBjI5h3mSFKSc9D3C2tgOqipuV37-xdPBGfYHpjYKomjZTe51JeXP98MYAEit6WhovKGmXAv0FGM2B-mWxOnG8GYKV7aKlbbdk3jiFjYN0wcgIVo/s320/IMG_6869.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304057477197533506" border="0" /></a><br />Pelantikan Jupa langsung dilaksanakan setelahnya. Serah terima jabatan dari Indro ke Jupa diresmikan dengan disaksikan semua peserta. Indro sempat pula menyampaikan harapannya. “Swastika Taruna harus lebih baik. Semoga muncul inovasi-inovasi agar UKKH semakin berperan aktif di organisasi ini.”, katanya kepada ketua baru, yang mungkin sudah cukup mewakili harapan semua angota lain pada salah satu organisasi pelajar dan mahasiswa ini.(mei)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-90207309021217042212008-12-08T10:50:00.000-08:002008-12-08T10:53:25.142-08:00Dies KMHDI, Ingatkan Pentingnya SinergiKMHDI memiliki Dharma Agama dan Dharma Negara. Oleh karena itu, KMHDI seharusnya tidak hanya bergerak di bidang keumatan, tapi juga berperan di masyarakat.<br /><br />Itulah salah satu hal yang tertuang pada Dies Natalis XV KMHDI yang digelar oleh PC KMHDI Surabaya (7/9). Mengambil tempat di Pura Segara Surabaya, acara ini dimaksudkan untuk memperingati hari jadi KMHDI (3/9/1993). Pengurus KMHDI, anggota, hingga alumni hadir meramaikan acara yang dimulai sejak sore ini. Beberapa organisasi Hindu juga ikut datang, termasuk PHDI Kota Surabaya, Banjar Kenjeran, SKKH Universitas Hang Tuah, UKM-KHD Unair, TPKH ITS, Swastika Taruna, Asrama Tirta Gangga, dan Taruna Banjar Kenjeran.<span class="fullpost"><br /><br />Sambutan Komang Yudy Dharmawan, selaku Ketua PC KMHDI Surabaya, mengawali rangkaian acara. Ia menjelaskan bahwa acara ramah tamah ini bertujuan untuk mensyukuri terbentuknya KMHDI sebagai wujud perjuangan pemuda Hindu. Hal itu ditimpali oleh I Putu Wisnu Merthayoga, dalam sambutannya sebagai Presidium PP KMHDI. “Semoga di acara ini, kita dapat melakukan diskusi santai tentang peran dan fungsi KMHDI”, tuturnya saat membuka acara.<br /><br />Dialog tentang “Peran dan Fungsi KMHDI di Surabaya” menjadi menu pokok. Dimoderatori oleh Wisnu, dialog ini dibawakan dengan menarik oleh dua alumni KMHDI, yaitu A.A. Gde Putra Partanta dan IBK Bayangkara. Gde Putra memberikan gambaran awal dengan menceritakan sejarah KMHDI. Pria yang akrab dipanggil Tude ini mengajak hadirin mengingat kembali perjuangan pembentukan KMHDI di tahun 1993 dan perubahan-perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu.<br /><br />IBK Bayangkara, yang juga berprofesi se-bagai dosen di Universitas Tujuh Belas Agustus, memaparkan pula sejarah pembentukannya. Peran dan fungsi KMHDI, khususnya menyangkut hubungan KMHDI dengan organisasi lain, seperti UKKH dan Swastika Taruna, juga tak luput dari perhatiannya. “KMHDI tidak berada di bawah ataupun berafiliasi, tapi bersinergi”, ujarnya. Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa walapun hubungan formal, namun ada beberapa kondisi yang membuat organisasi-organisasi itu dapat bekerja sama. Bayangkara juga menawarkan solusi, yaitu mengimbau organisasi-organisasi tersebut lebih proaktif mendekatkan diri dan berkoordinasi dengan PHDI, karena PHDI sebenarnya juga mendukung kepemudaan.<br /><br />Diskusi ditutup dengan persembahyangan bersama. Berkibarnya KMHDI selama 15 tahun akhirnya ditandai dengan pemotongan tumpeng. Selain ucapan syukur, pemotongan ini juga bermuatan doa agar KMHDI dapat menjawab tantangan dan harapan, khususnya mengenai kaum muda Hindu Indonesia.(mei)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-30786177537023673792008-12-08T10:46:00.000-08:002008-12-08T10:47:58.951-08:00Kebersamaan Mahasiswa UNAIR di Gunung BromoTahun ajaran baru, ada mahasiswa baru dan pengalaman baru. Atmosfer ini yang kental sekali terasa pada momen penerimaan mahasiswa baru (maba). Setelah proses penerimaan yang diadakan di masing-masing fakultas kampus, Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Hindu Dharma Universitas Airlangga (UKM-KHD Unair) pun melangsungkan kegiatan perkenalan dan penerimaan maba melalui “OSPEK”.<span class="fullpost"><br /><br />Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 19-21 September 2008, mengambil tempat di Desa Wonokitri, Pasuruan. Namun, ini bukanlah ”OSPEK” yang dilalui dengan “jerit dan tangis” seperti era-era sebelumnya, melainkan penuh dengan keakraban, kekompakan, dan kerja sama. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar mahasiswa baik dari angkatan lama maupun angkatan baru. Semua mahasiswa antusias mengikuti acara ini.<br /><br />Sambutan dari pembina UKM-KHD Unair melepas keberangkatan mahasiswa ke Desa Wonokitri. Perjalanan tersebut ditempuh selama enam jam. Keadaaan cuaca yang dingin, tidak menyurutkan peserta untuk berdoa setelah sampai di tempat. Persembahyangan bersama dilaksanakan di Pura Kerthi Jaya Bhuana.<br /><br />Rangkaian acara di hari kedua (20/9) dia wali dengan persembahyangan dan sesi dharma wacana yang dibawakan oleh kepala desa setempat beserta pemangku. Topik yang dibahas adalah keadaan geografis Desa Wonokitri, keadaan masyarakat yang kira-kira 96% merupakan pemeluk agama Hindu, dan sejarah dari pura tersebut. Acara dilanjutkan dengan pemberian materi baik itu berupa permainan atau materi yang mengasah otak. Suasana seru berlangsung pada acara tersebut. Kekompakan, kebersamaan, dan kekreatifan nampak sekali pada acara ini.<br />Hari terakhir diisi dengan jalan-jalan. Ma-hasiswa UNAIR berangkat ke ”puncak” yang letaknya dekat dengan kawah Gunung Bromo. Pengukuhan maba sebagai anggotaUKM-KHD Unair serta persembahyangan bersama yang dilangsungkan di Pura Poten menjadi penutup acara ini.<br />Walaupun kegiatan penerimaan maba telah berakhir, banyak kenangan yang tidak terlupakan di sana. Hal ini diungkapkan oleh ketua penerimaan maba 2008, Nita. ”Rasa letih telah terbalaskan dengan suksesnya acara ini”, kata cewek yang baru pertama kali ke Bromo itu.(ayu)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-24052084414359965472008-12-08T10:13:00.000-08:002008-12-08T10:17:13.347-08:00Simakrama, Sambut Maba Hindu Surabaya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWmpKMsHNFi7mi3x0y0VTHoM3GEgi6hBkwRl8IU5q9bCMHpem2WDEh0wbb4HEyl4aqYZLhVC8OyX29-GoWlpwe7E6erLMzXZByy2Q2Gqr4JtH5IqXHHSZ3qeE65I_mnadwkgSWAqg7xhU/s1600-h/DSC_0231.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWmpKMsHNFi7mi3x0y0VTHoM3GEgi6hBkwRl8IU5q9bCMHpem2WDEh0wbb4HEyl4aqYZLhVC8OyX29-GoWlpwe7E6erLMzXZByy2Q2Gqr4JtH5IqXHHSZ3qeE65I_mnadwkgSWAqg7xhU/s320/DSC_0231.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5277484793574869954" border="0" /></a><br /><span style="font-style: italic;">"Selamat Datang Mahasiswa Baru Hindu T.A. 2008 Sekota Surabaya"</span><br /><br />Begitulah serangkaian kata yang terdapat pada spanduk di wantilan Agung Dewa Ruci, Sabtu (14/9) yang lalu. Wantilan yang berlokasi di Pura Agung Segara Kenjeran itu mendadak dipenuhi ratusan mahasiswa Hindu yang sedang menuntut ilmu di Surabaya. Mereka dipertemukan dalam suatu acara yang diberi nama simakrama. Tidak hanya mahasiswa baru (maba) saja yang diundang, tetapi juga mahasiswa-mahasiswa lain yang sudah lebih dahulu berada di Surabaya.<span class="fullpost"><br /><br />Simakrama merupakan suatu acara yang bertujuan untuk menyatukan semua komponen generasi Hindu. Acara ini terdiri dari pengenalan organisasi PHDI, WHDI, banjar, yayasan, paguyuban, organisasi kepemudaan, dan organisasi kemahasiswaan Hindu yang terdapat di Surabaya.<br /><br />Kegiatan ini dibuka dengan persembahan baleganjur dari UKKH UWKS (Universitas Wijaya Kusuma Surabaya). Peserta juga disuguhi hiburan lagu pop dari siswi SMA dan penampilan memukau dari mahasiswa-mahasiswa ITS yang membawakan musik akustik dikolaborasikan dengan musik etnik.<br /><br />Acara puncak adalah ceramah tunggal yang dibawakan oleh I Nyoman Sutantra (Ketua Walaka PHDI Jawa Timur) tentang “Memenangkan Persaingan dengan Kekuatan Karakter dan Moralitas”. Dalam ceramahnya, pria yang berprofesi sebagai dosen di ITS ini memaparkan pentingnya kekuatan moral dan karakter, kreativitas, serta kemauan untuk sukses.<br />Sesi tanya jawab digelar setelah ceramah. Para peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan. Salah satunya adalah tentang mengubah perilaku looser menjadi winner. “Karakter looser dapat diubah dengan menja-lankan Tri Kaya Parisudha, berpikir yang baik, lakukan PDCA, dan jengahlah,” jawab I Nyoman Sutantra.<br /><br />Setelah sesi tanya jawab, PHDI memberikan suvenir kepada penyumbang hiburan seni (ITS dan UWKS) dan penanya terbaik. Acara ditutup dengan persembahyangan bersama.<br /><br />Acara simakrama dapat terselenggara berkat kerjasama PHDI, banjar, yayasan, dan paguyuban. “Dari segi target, melihat keterlibatan UKKH, TPKH, KMHDI, dan Swastika Taruna, jumlah peserta, dan antusiasme mereka dalam mengikuti acara, 98% acara ini berlangsung memuaskan,” tutur I Made Sueca selaku ketua panitia simakrama. Ia juga menambahkan bahwa semoga di masa yang akan datang, generasi muda Hindu dapat bergerak kembali. “Selama ini memang sudah ada gerakan namun masih dalam lingkup lokal kampus. Semoga dari acara ini, kita dapat membuat acara yang lebih besar secara bersama, bahkan untuk mendukung kegiatan PHDI sekalipun. Evaluasi akan kita lihat pada saat piodalan Kenjeran nanti,” tuturnya. (nyk)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-39146088913690234272008-12-08T09:40:00.000-08:002008-12-08T09:57:48.409-08:00Rakernas VI KMHDI, Menyusun Strategi Nasional<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwqSeDtyHiKdmEWV3VgK-YYaOgsaBhp-aHstUzY9naCN6WLhWFwNjizBbCkGqrPyEoIIlnObrnbCoM3UhSYeZF792yMw-mPc_ASA7iHi0kaZO4bLjeBLr51r3PYlNnMlAXjPLB8jFYvbc/s1600-h/DSC03489.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwqSeDtyHiKdmEWV3VgK-YYaOgsaBhp-aHstUzY9naCN6WLhWFwNjizBbCkGqrPyEoIIlnObrnbCoM3UhSYeZF792yMw-mPc_ASA7iHi0kaZO4bLjeBLr51r3PYlNnMlAXjPLB8jFYvbc/s320/DSC03489.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5277479787316846306" border="0" /></a><br />Surabaya mendapatkan kepercayaan sebagai tuan rumah Rakernas (Rapat Kerja Nasional) KMHDI VI. Acara rakernas ini tepatnya dilaksanakan tanggal 30 September-1 Oktober 2008 di Pura Agung Jagad Karana. Karena berlangsung selama dua hari, peserta yang berasal dari luar Surabaya bersama-sama mekemit di Sekolah Saraswati yang ada di pura tersebut.<span class="fullpost"><br /><br />Sempat terjadi masalah, yaitu jumlah pengurus Pimpinan Pusat (PP) yang hadir sebagai peserta. Hal ini menyebabkan kuota keabsahan rapat tersebut tidak terpenuhi. Acara pun sempat terombang-ambing, sampai akhirnya setelah bermusyawarah, muncul kesepakatan untuk melanjutkan acara tersebut. Pertimbangannya, ada peraturan pada rapat tersebut yang menoleransi kejadian itu. Selain itu, beberapa pengurus yang masih dalam perjalanan, nantinya akan dapat memenuhi kuorum rakernas.<br /><br />Saat itu, memang tidak semua pengurus PP hadir. Jumlah tiket yang langka dan harganya yang melambung, disebabkan oleh momen hari raya, membuat beberapa pengurus tidak dapat mengikuti agenda penting itu. “Se-belumnya telah diperkirakan berbagai kendala pada saat Rakernas ini dilangsungkan. Tetapi dengan berbagai macam pertimbangan, akhirnya muncul kesepakatan mengenai pengadaan Rakernas yaitu pada tanggal 30 Sep tember - 1 Oktober 2008 ini”, terang I Putu Lisna Kurniawan, Ketua Departemen Litbang PP KMHDI.<br /><br />Setelah melalui berbagai macam pembahasan, program kerja-program kerja yang telah disusun pun disahkan. Program kerja yang telah berlangsung selama ini akan dilanjutkan dan lebih diintensifkan lagi pelaksanaannya. Selain itu ada juga beberapa program kerja baru. Salah satunya mengenai pemantapan dan perkembangan KMHDI di daerah-daerah yang masih “layu” pengkaderan mahasiswa Hindu-nya, misalnya daerah Yogyakarta, Sulawesi, dan NTB. “Kita akan mengadakan peninjauan dan sosialisasi di tempat-tempat yang sebenarnya memiliki potensi itu”, kata I Putu Wisnu Merthayoga, Presidium PP KMHDI itu.<br /><br />Rakernas VI ini telah berakhir, tetapi semangat juang tidaklah padam. Program kerja yang telah dihasilkan menjadi panduan dalam melangkah, memberikan perwujudan nyata untuk menjadi lebih baik ke depannya. Harapan mengenai Rakernas itu disampaikan oleh Wisnu. “Semoga KMHDI semakin berkembang di beberapa daerah dan kader-kadernya semakin baik nantinya dengan berlandaskan Dharma Agama dan Dharma Negara”, lanjut mantan ketua PC KMHDI Surabaya tersebut.(ayu)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-86366887356034388562008-09-03T08:33:00.001-07:002008-09-03T08:37:23.497-07:00U2 Cup “Season II”<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxdK0Juv8fLivt19dnhghVO5Uj3O5s46Jcg2xC7pDSI9ZmWx8Q5BXe9YVcrENJ3hI5UKOUvOLdebfi0AYtFw5ymYg5hkQ2DgXTSGIUcuaEyvQI_i3mVly_J32-38jjv6YV90gQ9KTIxWc/s1600-h/P1040180.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxdK0Juv8fLivt19dnhghVO5Uj3O5s46Jcg2xC7pDSI9ZmWx8Q5BXe9YVcrENJ3hI5UKOUvOLdebfi0AYtFw5ymYg5hkQ2DgXTSGIUcuaEyvQI_i3mVly_J32-38jjv6YV90gQ9KTIxWc/s200/P1040180.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241819525606108194" /></a><br />Ajang kompetisi antar mahasiswa Hindu yang diselenggarakan oleh UKMKHD UNAIR telah dilangsungkan. Acara ini memasuki penyelenggaraannya yang kedua (periode 2008) sehingga disebut ”U2 CUP SEASON II”.<br /><br />Tepatnya pada tanggal 24-25 Mei 2008, U2 Cup ini diselenggarakan di auditorium kampus C, UNAIR. Peserta dari berbagai kalangan mahasiswa Hindu di Surabaya antusias mengikuti acara ini.<span class="fullpost"> <br /><br />Tari Sekar Jagad, yang dibawakan oleh dua orang mahasiswi UNAIR yaitu Ni Putu Fitri Indriyani dan Ni Made Dwi Mara Widyani Nayaka, menjadi sajian pembuka di hari pertama. Indah dan gemulainya tari berciri khas adat Bali pun mulai terasa di awal acara ini. <br /><br />Acara dilanjutkan dengan pertandingan futsal. Sorak sorai dari pendukung terasa terutama saat tim yang didukungnya berhasil mencetak gol. Suasana tegang bercampur senang campur menjadi satu. Hiruk pikuk pun terjadi saat tim yang didukung meraih kemenangan.<br /><br />Hari kedua merupakan hari penentuan sekaligus hari terakhir U2 Cup season II. Sebagai informasi, UKMKHD UNAIR, yang notabene adalah tuan rumah, belum berhasil memenangi perlombaan futsal maupun akustiknya.<br /><br />Hari terakhir U2 Cup season II ini ternyata membawa berkah bagi tim dari UKKH UWKS. Mereka berhasil memborong juara I dan II turnamen futsal. Posisi ketiga direbut oleh perkumpulan mahasiswa asrama Saraswati.<br /><br />TPKH ITS pun tidak mau ketinggalan. Mereka meraih tripple kemenangan pada U2 Cup ini. Seolah-olah belum merasa puas telah berhasil menyabet juara I dan III pada perlombaan akustik, ITS kembali mengoleksi kemenangan tambahan dengan menjadi supporter terbaik U2 Cup. Juara II perlombaan akustik sendiri diraih oleh SKKH UHT.<br /><br />Walau tidak semegah acara–acara besar yang sering kita lihat, tetapi makna yang kita peroleh dengan adanya acara ini dapat membantu mempererat rasa kebersamaan antar mahasiswa hindu di Surabaya ini sekaligus menyadarkan kita untuk menjaga budaya agar tetap lestari.(ayu)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-5779584043350690342008-09-03T08:26:00.000-07:002008-09-03T08:33:29.796-07:00Virus Semangat Arek STIKOM<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPXfzu6x7Qp1ruCmZHL8y6jcAOyp-0GaDfH62T-QImFiBLLqwD7euZwP9lm0jKPuw_TEB63NyFrMZYv6ulZv3R-G6jSszfa7zD_hDu_EViQjN6rb4qbtlJBt-Ap34C70SZphcrnUJHlac/s1600-h/DSCF0062.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPXfzu6x7Qp1ruCmZHL8y6jcAOyp-0GaDfH62T-QImFiBLLqwD7euZwP9lm0jKPuw_TEB63NyFrMZYv6ulZv3R-G6jSszfa7zD_hDu_EViQjN6rb4qbtlJBt-Ap34C70SZphcrnUJHlac/s200/DSCF0062.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241818352870861314" /></a><br />Cukup banyak pura di wilayah Jawa Timur yang belum rampung. Padahal pura merupakan hal yang mendasar dalam kegiatan keagamaan umat Hindu. Jadi, niat mulia para mahasiswa dari UKKH STIKOM, yang dituangkan dalam bentuk bakti sosial membangun pura, patut diapresiasi.<br /><br />Baksos UKKH STIKOM 2008 yang memang merupakan agenda rutin ini dilangsungkan pada 9 – 10 Mei 2008. Total terdapat 39 orang yang mengikuti acara tersebut. Hebatnya, pesertanya tidak hanya didominasi oleh satu angkatan. Bercampurnya berbagai angkatan, mulai dari 2004 hingga 2007, seolah menunjukkan kekompakan yang terjalin erat antar anggota.<span class="fullpost"><br /><br />Pura yang menjadi target baksos arek-arek STIKOM adalah Pura Wiwara Dharma di Dusun Tenggong, Kelurahan Tangkil, Kecamatan Wlingi, Blitar. Dalam pemilihan pura, UKKH STIKOM juga bekerja sama dengan Puja, salah satu tokoh di WHDI, guna mencari pura yang sedang dalam proses membangun.<br /><br />Kegiatan utama dari baksos yang diketuai oleh I Gede Abi Yodita ini adalah membantu pembangunan wantilan, dalam hal pembuatan pondasinya. Para mahasiswa bersama warga, menghabiskan hampir sepanjang hari pertama dengan menggali tanah dan mengangkut batu untuk pondasi wantilan. Sementara hari kedua atau hari terakhir kegiatan lebih banyak diisi sosialisasi dengan penduduk sekitar. Sempat pula diadakan Dharma Wacana yang dibawakan oleh Adi Suripto, seorang tokoh masyarakat disana.<br /><br />Kegiatan positif ini disambut dengan sangat baik oleh penduduk sekitar. Hal ini diakui oleh Suripto di sela-sela acara. Ia menyampaikan terima kasihnya, mewakili umat Hindu disana. Menurut Suripto, kedatangan para mahasiswa dengan mengemban misi sosial ini menularkan semangat dan antusiasme yang besar bagi masyarakat Hindu di Dusun Tenggong. Apalagi dengan kondisi bahwa disana hanya terdapat kurang lebih 20 KK yang beragama Hindu. Wajar apabila mereka, yang sebagian besar mata pencahariannya adalah petani, menyambut hangat kedatangan rombongan mahasiswa UKKH STIKOM ini.<br /><br />Hal itu pula yang agaknya membuat peserta baksos ini semakin antusias. De Gus, ketua UKKH STIKOM, melihat bahwa selain karena keindahan dan kesejukan suasana Dusun Tenggong, keramahan penduduk menjadi salah satu faktor utama yang membuat para anggotanya sangat bersemangat menjalani seluruh kegiatan baksos. Ke depan, ia mengharapkan kegiatan ini dapat selalu dilaksanakan tiap tahunnya, tentunya dengan persiapan yang lebih baik lagi, sebab kegiatan ini dirasa sangat bagus. Tidak hanya memberi bantuan ke pihak lain, namun juga membawa kepuasan bagi diri sendiri.(mei)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-51440562193979977212008-09-01T23:42:00.000-07:002008-09-01T23:45:19.459-07:00Konsolidasi Untuk Meningkatkan EksistensiKMHDI memiliki dua visi yaitu sebagai wadah pemersatu dan alat pendidikan kader. Visi itu diturunkan ke dalam misinya yang berbunyi ”memperbesar jumlah kader yang berkualitas”. Dua hal tersebut pun diadaptasi oleh pengurus baru Pimpinan Cabang (PC) KMHDI Surabaya sebagai pedoman dalam memutar roda organisasi.<br /><br />Hal tersebut terlihat pada Rapat Kerja Cabang (Rakercab) IV PC KMHDI Surabaya. Acara yang dihelat di Ruang Kelas Saraswati Pura Segara Surabaya itu berhasil menelurkan sejumlah program kerja bagi pengurus untuk dua tahun kepengurusannya. Dari sekian program kerja yang terbentuk, nampak bahwa fokus pengurus masih berada pada konsolidasi internal mahasiswa Hindu dan kaderisasi.<span class="fullpost"><br /><br />Persiapan acaranya sebenarnya minimal. Apalagi waktu yang diambil (25/4) sangat rentan karena banyak mahasiswa yang tengah menjalani ujian. Jumlah undangan yang datang pun sepertinya terpengaruh oleh kondisi ini. Peninjau dari pihak UKKH kampus hanya berasal dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Undangan lain datang dari Swastika Taruna, Pimpinan Cabang KMHDI Malang, Pimpinan Daerah KMHDI Jatim, dan Pimpinan Pusat KMHDI. Selebihnya adalah pengurus PC KMHDI Surabaya dan anggota-anggota yang lain. Tercatat sekitar 31 orang mengikuti permusywaratan ini. Namun, seperti disampaikan dalam laporannya, ketua panitia rakercab, IGN Dharma Kusuma, melihat hal tersebut tidak sampai menyurutkan semangat panitia dan pengurus.<br />Rakercab dimulai pada pukul 18.00 sesuai rencana awal. Presidium sidang sementara, yang dijabat oleh ketua umum PC KMHDI Surabaya bersama dua pengurus intinya, memimpin persidangan pertama guna membahas jadwal acara, tata tertib persidangan, dan pemilihan presidium sidang tetap. Sebelum masuk ke persidangan kedua, yang membahas program kerja, presidium sidang sementara digantikan oleh presidium sidang tetap. Mereka adalah Nyoman Arya Tri Ekayana, Adi Wibawa, dan Wira Redi.<br /><br />Pembahasan program kerja, yang menghabiskan waktu lebih dari lima jam itu, berlangsung cukup alot. Beberapa bidang bahkan harus menunda pembahasan untuk melakukan perundingan lebih mendetail di belakang meja. Peserta sidang banyak mempersoalkan masalah perencanaan waktu dan anggaran dana dimana beberapa diantaranya hanya ditulis menyesuaikan. Beberapa program kerja yang ditawarkan pengurus memang belum secara rinci menjelaskan dua aspek tersebut. Selain itu, ada beberapa program kerja yang coba diusulkan oleh peserta kendati tidak semuanya diterima dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah pelaksanaan kaderisasi tahap I yang akhirnya mentah. Tingkat kaderisasi ini dinilai belum cukup siap diadakan di Surabaya dilihat dari sumber daya yang ada.<br /><br />Secara umum, program kerja yang akhirnya disepakati dan disahkan cukup baik dan sesuai dengan fungsi KMHDI. MPAB yang diikuti dengan kaderisasi khusus, DMO, rutin dijadwalkan oleh bidang kaderisasi. Program keakraban bagi anggota dan konsolidasi dengan organisasi lain juga digalakkan kembali oleh bidang organisasi dan litbang. Dharma Tula oleh bidang bina dharma yang digelar berkala masih akan menjadi trade mark PC KMHDI Surabaya. Sementara itu, bidang dana usaha telah mencanangkan empat program kerja yang semuanya bertujuan untuk menggerakkan aliran kas PC KMHDI Surabaya. Beberapa terobosan juga dicanangkan oleh pengurus seperti Latihan Dasar Kepemimpinan Hindu yang sasarannya adalah mahasiswa Hindu se-Surabaya dan acara keakraban dengan alumni KMHDI yang selama ini kelihatannya belum tergarap dengan baik.(mei)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-57918371324491733322008-09-01T23:36:00.000-07:002008-09-01T23:41:01.469-07:00Keberagaman Dalam Dharma ShantiWalau pada awalnya kegiatan Dharma Shanti yang diselenggarakan di Wantilan Agung, Pura Segara Kenjeran sempat tertunda beberapa kali, hal itu tidak menyurutkan semangat umat Hindu untuk hadir di acara tersebut. Pada hari Sabtu, tepatnya tanggal 19 April 2008, pukul 10.00 WIB, Dharma Shanti baru dapat dilaksanakan. Tema yang diangkat adalah ”Melalui Perayaan Nyepi Kita Perkokoh Kebersamaan Menuju Kerahayuan Jagat Dengan Memelihara Keseimbangan Lingkungan”<span class="fullpost"><br /><br />Acara dimulai dengan persembahan tari-tarian, kidung, dan gong. Tampak dalam acara tersebut pandita dan pinandita, pejabat TNI, Kapolda Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur (diwakilkan oleh Korwil Wilayah IV: Haji M. Basuki), Dirjen Binmas Hindu Departemen Agama : I B Gede Triguna, Ketua PHDI Jawa Timur, I Ketut Sudiarta, dan masyarakat Hindu se-Jawa Timur antara lain Surabaya dan sekitarnya, Madura, dan Jember. Tetapi amat disayangkan, dari sekian banyak peserta yang hadir pada acara tersebut, hanya sedikit yang berasal dari kaum mahasiswa. Agenda di kampus-kampus dan masa-masa UTS bersamaan dengan acara Dharma Shanti sebagai pemicu berkurangnya kehadiran mahasiswa dalam acara tersebut.<br /><br />Rangkaian acara setelah tari-tari, kidung, dan gong dilangsungkan, adalah sambutan dari ketua panitia yaitu I P Gede Mahendra. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan dan dapat mempertebal sradha umat Hindu. Dengan terciptanya rasa kebersamaan dan kekokohan iman umat, maka umat Hindu dapat mewujudkan ajaran Tri Hita Karana dengan membangun hubungan baik secara horisontal maupun vertikal.<br /><br />Setelah sambutan dari ketua panitia, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua PHDI Jawa Timur. ”Umat Hindu sebenarnya memiliki kualitas tinggi, namun itu semua harus melalui proses pembinaan dimana memerlukan faktor pendukung yang salah satunya adalah dana”, terang Sudiarta dalam mengisi sambutannya. Kemudian tidak ketinggalan, sambutan dari perwakilan Gubernur Jawa Timur. Beliau mengaku bangga dan kagum akan kehadiran umat di acara ini. Beliau menyatakan bahwa kerukunan umat akan terjalin dengan baik, dimulai dari acara seperti ini. Walaupun berasal dari berbagai macam daerah tetapi umat Hindu tetap bersatu dalam mewujudkan satu tujuan.<br /><br />Acara dilanjutkan dengan dharma wacana yang diisi oleh Dirjen Binmas Hindu. Topik Dharma Tula yang disampaikan berkisar pada evolusi jiwa yang dapat terjadi pada seorang Hindu. Setelah dharma wacana tersebut, peserta dihibur oleh tari-tarian sumbangan umat Hindu dari berbagai daerah. Ada tari topeng yang dipersembahkan dengan apik dan tari kolaborasi Jabar (Jawa Bali Rekat) yang mencerminkan persatuan antar Jawa dan Bali. Terakhir peserta dibuat tergelak dengan aksi Topeng Bondres.(ayu)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-30153225923365825992008-09-01T23:25:00.000-07:002008-09-01T23:34:01.417-07:00TPKH ITS Turun ke Desa<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdJMo0_K9Ww789Y_wBLvehvc48U6_KS1IWRYkSphqnsATutf7nkL2uxkKcqwqD-qt-nVo4RJzVCHscVVyubgw8xTWv9NBchhnsdFx40eOUEhcfHNIagLpCzP2k43OYnk8qbAzykNE4AvE/s1600-h/FOTO+Baksos+TPKH.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdJMo0_K9Ww789Y_wBLvehvc48U6_KS1IWRYkSphqnsATutf7nkL2uxkKcqwqD-qt-nVo4RJzVCHscVVyubgw8xTWv9NBchhnsdFx40eOUEhcfHNIagLpCzP2k43OYnk8qbAzykNE4AvE/s200/FOTO+Baksos+TPKH.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241308306959833602" /></a><br />Masa setelah ujian tengah semester gasal baru-baru ini kerap menimbulkan kepenatan. Namun masa inilah yang dimanfaatkan oleh para mahasiswa yang tergabung di TPKH ITS untuk melakukan program kerja mereka, yakni bakti sosial. Bakti sosial kali ini mengambil tempat di sebuah daerah di dataran tinggi sebelah timur Gunung Kelud, tepatnya di Dusun Jatisari Desa Tegalasri Wlingi, Blitar. <br /><br />Rombongan TPKH ITS, yang berjumlah 33 orang, berangkat dari kampus pada Jumat (18/4) tepatnya pukul 18.00 wib. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam, rombongan sampai di lokasi. Dengan sambutan hangat masyarakat setempat yang mayoritas Hindu, rombongan pun menginap di rumah salah seorang warga.<span class="fullpost"><br /><br />Keesokan harinya, sekitar pukul 06.00 WIB, dilakukan persembahyangan di Pura Eka Dharma dipimpin oleh mangku Hari. Di pura inilah kegiatan baksos yang diketuai oleh A.A.N Satria Damar N di laksanakan. Pura ini telah memiliki padmasana dan tembok penyengker. Sesuai rencana, mahasiswa akan membangun pelinggih panglurah di pura ini. Dengan antusias, para mahasiswa ITS melakukan pekerjaan pembangunan, bersama warga sekitar. Bukan hanya membangun pelinggih, pengecoran pondasi atap bale bengong yang menghadap ke selatan di jaba tengah pura juga dilakukan. Tidak mau kalah dengan para pria, para mahasiswi pun ikut turun membantu proses pembangunan, seperti menyaring pasir halus.<br /><br />Dalam kesempatan ini, Wiweka sempat berbicara dengan mangku Sukadi, salah seorang tokoh agama daerah setempat. Beliau mengatakan bahwa, keberadaan umat Hindu di daerah Wligi ini berawal pada tahun 1965, dimana pada masa itu setiap warga negara Indonesia diwajibkan menganut agama. Pada saat itulah agama Hindu dipilih oleh sebagian besar warga desa. Jumlah umat Hindu di desa ini adalah 123 KK, mengalami banyak penurunan dari jumlah awalnya yang sekitar 230 KK. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya umat Hindu yang kawin dengan umat lain.<br /><br />Sempat turun hujan pada siang hari, namun hal ini tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk membangun pelinggih panglurah. Setelah hujan reda, pekerjaan pun dilanjutkan, namun hingga sore hari pembangunan pelinggih baru mencapai setengahnya. ”Walaupun tidak selesai, hal ini tidak mengurangi makna dari baksos ini”, tutur ketua panitia. Kegiatan kerja bakti pun dihentikan pada sore harinya. Namun pembangunan pura ini pasti akan dilanjutkan oleh warga yang sudah menyusun jadwal kerja bakti setiap hari.<br /><br />Pada malam harinya kegiatan persembahyangan bersama warga desa digelar. Para mahasiswa sempat terkejut dengan kehadiran Bapak Adi Suripto yang pernah menjabat sebagai Sekjen PHDI Pusat. Suripto, yang juga adalah warga Wlingi, sempat memberikan dharma tula. Ia memberi motivasi kepada mahasiswa dan umat setempat untuk terus membangun Hindu. Ia juga berpesan agar Pura Eka Dharma ini dapat menjadi basis pengembangan budaya Jawa karena Hindu selalu berakulturasi dengan budaya dimana dia berada.<br /><br />Keesokan harinya tibalah saat perpisahan. Setelah melakukan persembahyangan pagi dan sarapan, rombongan TPKH berkumpul di ruang tengah. Disaksikan beberapa warga desa, saudara Ida Bagus Krisna Prabawa selaku Ketua Harian TPKH ITS memberikan sejumlah dana dan beberapa buku yang kiranya dapat dimanfaatkan oleh warga desa guna pengembangan umat. ”Senang banget bisa berbagi dengan umat yang ada di daerah dan semoga kegiatan bakti sosial seperti ini dapat berjalan tiap tahunnya”, tutur Gus Krisna.<br /><br />Sebelum pulang, rombongan TPKH menyempatkan diri mengunjungi TK Hindu dan Pura Eka Bhakti Widya Dharma yang letaknya tidak jauh dari lokasi pura Eka Dharma.(wis)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-14749699058404781792008-09-01T23:13:00.000-07:002008-09-01T23:25:17.440-07:00Meningkatkan Spiritual dan Kebersamaan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghrjwtdonM_9hTdEesAzzp4Owt9KbhdP0eGxCWucgCiwfaATK5l3QRujmxv0O8DV1rqSVMT0BJzA7Q0iFmFfoFtt4fsZ3g6ti9qGAiGRSUgqVNyb1YiiYZhyphenhyphendKW2-RoBUat35nbSRtE8w/s1600-h/Tirta+Yatra+UWKS.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghrjwtdonM_9hTdEesAzzp4Owt9KbhdP0eGxCWucgCiwfaATK5l3QRujmxv0O8DV1rqSVMT0BJzA7Q0iFmFfoFtt4fsZ3g6ti9qGAiGRSUgqVNyb1YiiYZhyphenhyphendKW2-RoBUat35nbSRtE8w/s200/Tirta+Yatra+UWKS.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241306099057457522" /></a><br />Spiritual dan kebersamaan mungkin adalah dua hal yang berbeda. Namun keduanya bisa ditingkatkan bersama melalui suatu kegiatan massa yang menyentuh sisi religi. Contohnya seperti yang dilakukan Unit Kegiatan Mahasiswa Badan Kerohanian Hindu Uiversitas Wijaya Kusuma (UKM BKH UWKS) pada 19 dan 20 April 2008 kemarin. Berbekal semangat kebersamaan, mahasiswa Hindu yang tergabung di UKM BKH UWKS tersebut melaksanakan Tirta Gemana ke beberapa pura yang ada di Malang. Tirta Gemana yang bertemakan “Dengan Kegiatan Tirta Gemana Kita Tingkatkan Mental Spiritual Dan Kebersamaan Semeton UKM BKH UWKS” memang memiliki tujuan untuk mempererat keakraban antar anggotanya. Hal ini tercermin dari jumlah peserta yang mencapai 110 orang yang berasal dari empat angkatan berbeda, mulai dari angkatan 2004 hingga 2007.<span class="fullpost"><br /><br />Tercatat ada tiga pura di Malang yang dikunjungi oleh semeton UKM BKH UWKS. Pura-pura tersebut adalah Pura Buana Kerta di Singosari, Pura Luhur Dwijawarsa di Buring, dan Pura Dali Agrahita di Pujon. Perjalanannya dibagi menjadi dua hari dimana pada hari pertama, peserta mengunjungi Singosari dan Buring. Kemudian pada hari kedua, rombongan baru bertolak ke Pujon. Satu kali istirahat menginap di Songoriti, Batu pada malam hari pertama menyelingi Tirta Gemana tersebut.<br /><br />Persembahyangan menjadi agenda wajib di setiap pura. Selain itu, untuk menunjukkan rasa kepedulian pada sesama sekaligus menjalin simakrama dengan umat Hindu di Malang, UKM BKH UWKS juga memberikan dana punia. Dana punia itu diberikan langsung kepada pemangku yang ada disana. Kendati tidak banyak, namun harapannya itu dapat berguna bagi pembangunan pura maupun umat Hindu disana.<br /><br />Satu kegiatan yang tidak bisa lepas dari Tirta Gemana ini adalah dharma wacana. Untuk meningkatkan wawasan tentang agama Hindu, pemangku-pemangku yang bertugas disitu secara sukarela memberikan sedikit wejangan bagi para peserta Tirta Gemana. Topiknya tidak melulu menyangkut filsafat. Di Pura Luhur Dwijawarsa misalnya, anggota UKM BKH UWKS juga diceritakan mengenai sekilas sejarah perkembangan pura-pura besar yang ada di Malang. Menurut Mangku Puspa, pemangku yang bertugas disana, Pura Luhur Dwijawarsa ini merupakan pura tertua di Malang. Baru kemudian disusul oleh Pura Dali Agrahita dan Pura Buana Kerta. Satu pura lagi yang “paling muda” adalah Pura Giri Arjuno.<br /><br />Kegiatan ini secara umum berjalan dengan lancar. Hal ini diakui oleh ketua panitia kegiatan, Gede Agung Krisna Yudha. Mahasiswa angkatan 2006 ini menjelaskan bahwa tujuan dari Tirta Gemana ini, yaitu meningkatkan spiritual dan kebersamaan anggota UKM BKH, dapat tercapai. Ia juga menyinggung antusiasme peserta yang sangat tinggi. “Responnya sangat baik. Peserta sangat antusias mengikuti Tirta Gemana ini.”, tuturnya. Bahkan katanya, semangat dari angkatan 2007 sama sekali tidak surut kendati mereka akan menjalani ujian dua hari setelahnya. Oleh karena itu, amat wajar kalau Krisna berharap kegiatan ini dapat dipertahankan dan kalau bisa dilaksanakan lebih baik lagi pada tahun-tahun berikutnya.(mei)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-56809761690067632722008-09-01T06:04:00.001-07:002008-09-01T06:29:56.457-07:00Rakorda PD KMHDI JatimSetahun lebih telah berlalu sejak Dian Yuni Istanti, Ketua PD KMHDI Jatim, beserta jajaran pengurusnya dilantik secara resmi pada momen Lokasabha di Jember. Saat itu, 3 Desember 2006, tiga PC di Jawa Timur urun rembug untuk menentukan langkah PD KMHDI Jatim dua tahun ke depan. Proses ini dilanjutkan dengan pembuatan program kerja melalui Rapat Kerja Daerah (Rakerda) tiga bulan setelahnya.<span class="fullpost"><br /><br />Pada 20 Maret 2008, satu proses lagi dilakukan oleh PD KMHDI Jawa Timur, yakni Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda). Jika saat Rakerda pengurus membuat program-program yang kiranya dapat memajukan PD KMHDI Jatim, maka pada Rakorda, hal tersebut dievaluasi. Ini sangat penting untuk dilakukan sebab kondisi yang ada, baik internal maupun eksternal organisasi, tentu akan selalu berubah. Untuk itulah, diperlukan adanya penyesuaian. Bukan hanya kinerja pengurus yang disorot disini, tetapi juga kondisi obyektif organisasi terkait fungsinya sebagai koordinator tiga PC di Jawa Timur. Sehingga diharapkan, selepas Rakorda, pengurus PD KMHDI Jatim tahu langkah apa yang harus diambil berdasarkan kondisi aktual.<br /><br />Sesuai dengan program kerja yang dicanangkan pada Rakerda, kali ini PC KMHDI Surabaya mendapat kesempatan menjadi tuan rumah. Acaranya sendiri digelar di Ruang Kelas Saraswati, Pura Segara Surabaya. Peserta yang hadir tidak kurang dari 30 orang. Mereka merupakan perwakilan dari PC KMHDI Surabaya, Malang, dan Jember serta PP KMHDI. Sementara dari total lima orang pengurus PD KMHDI Jatim, satu orang, ketua Biro Kaderisasi, berhalangan untuk hadir pada saat acara.<br /><br />Acara yang berdurasi sekitar sembilan jam tersebut terkonsentrasi pada dua agenda utama. Pertama adalah pengevaluasian kinerja PD KMHDI Jatim secara menyeluruh pada tahun pertama. Semua elemen, baik pengurus inti maupun biro-biro, diberi penilaian berdasarkan kinerja mereka melalui laporan pertanggungjawaban yang diberikan. Beberapa program kerja yang mendapat perhatian khusus adalah penarikan iuran, pengadaan atribut KMHDI, outbond, dan kaderisasi tahap I. PD KMHDI Jatim juga mendapat kritik karena tersendatnya pemasukan ke kas organisasi, sementara anggaran pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana cukup besar. Selain itu, masalah pendekatan pengurus PD ke masing-masing PC juga mendapat porsi khusus pada evaluasi tersebut.<br /><br />Agenda yang kedua adalah pembahasan agenda kegiatan PD KMHDI Jatim untuk tahun kedua kepengurusan. Beberapa program kerja tetap dilanjutkan, namun ada juga yang mengalami penyesuaian, seperti pembekuan program analisa kondisi mahasiswa Banyuwangi dan pilot project kaderisasi tahap I. Penggalian dana akan lebih diintensifkan melalui penarikan iuran, pengajuan proposal ke alumni, dan pelaksanaan tender atribut nasional KMHDI. Outbond tetap dipertahankan kendati kegiatan ini akan membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit. Ini karena outbond masih dianggap penting untuk menanamkan nilai-nilai KMHDI sekaligus mempererat hubungan antar anggota, khususnya di Jawa Timur. Satu program baru yang masuk dalam agenda pengurus adalah pembentukan gugus pelatih. Gugus pelatih ini merupakan sebuah tim dimana anggotanya nanti akan mendapat pelatihan khusus. Tiap PC di Jawa Timur akan mengirimkan delegasinya untuk bergabung disini. Rencananya tim ini akan dibentuk bekerja sama dengan alumni KMHDI dan nantinya akan berada di bawah pengawasan biro kaderisasi.(mei)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-59645641281600570372008-09-01T05:59:00.000-07:002008-09-01T06:30:12.255-07:00Dharma Tula Ajeg BaliPersatuan dan kesatuan bangsa sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Ibarat pepatah, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Dengan kondisi masyarakat yang berbeda-beda, dimana salah satunya adalah jamaknya agama yang ada di Indonesia, membuat kerukunan wajib dimantapkan. Umat Hindu harus paham betul apa artinya itu.<br />Itulah yang menjadi tema Dharma Tula yang dilaksanakan di Ruang Seminar lantai IV Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (23/3). Tema yang diangkat adalah “Memantapkan Kerukunan Umat Beragama Guna Memperkokoh Persatuan Dan Kesatuan Bangsa”. Dharma Tula ini diadakan oleh Universitas Udayana bekerja sama dengan Tim Kajian Strategis Ajeg Bali dalam rangka merayakan Tahun Baru Caka 1930.<span class="fullpost"><br /><br />Pesertanya yang datang berjumlah sekitar 200 orang. Mereka datang dari berbagai golongan masyarakat di Bali. Selain itu, terdapat juga rombongan mahasiswa yang secara khusus datang dari Surabaya dan sekitarnya untuk berpartisipasi di acara tersebut.<br /><br />Dharma Tula ini berlangsung dari pukul 9.30 hingga 3 siang dengan diawali laporan dari ketua panitia, Dr. Gde Wardhana MSi. Kemudian disusul oleh sambutan dari Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. I Made Bakta Sp.PD. Ia menyebutkan bahwa tema kerukunan ini sangat tepat dalam konteks kebangsaan. Konsep yang universal ini seharusnya dapat terwujud jika terjadi pemahaman yang benar tentang agama masing-masing. Maka itu, revitalisasi Yadnya dan Dharma sangat penting dilakukan bagi kita selaku umat Hindu.<br /><br />Bentuk acara ini adalah diskusi panelis dimana terdapat lima orang pembicara yang mengangkat perspektif yang berbeda. I Wayan Wita, Ketua IV PHDI Pusat, memandang dari perspektif agama. Dewa Komang Tantra, Guru Besar di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, menyikapi dari perspektif budaya. I Nyoman Sutantra, Guru Besar ITS sekaligus Ketua Kajian Strategis Ajeg Bali, lebih banyak menyorot dari sisi ke-Ajeg-an Bali, termasuk disana masalah pemimpin. Kemudian I Gede Indra Suwija Putra, koordinator FPMHD – Unud, hadir mewakili suara generasi muda. Satu pembicara lagi datang sebagai representasi dari mahasiswa Surabaya, I Putu Wisnu Merthayoga, ketua PC KMHDI Surabaya periode 2005-2007.<br /><br />Diskusi yang berlangsung cukup semarak dengan antusiasme para peserta yang tinggi. Hampir semua peserta menyoal masalah penguatan Hindu secara internal. Hal itu dianggap penting sebab dengan kuatnya internal umat Hindu, kontribusi bagi bangsa, dalam hal ini kerukunan, baru dapat dilakukan.<br /><br />Peserta dan panelis sepakat bahwa pendidikan, khususnya di bidang agama (tattwa/filsafat), perlu dibangun di setiap umat Hindu. Hal itu memang menjadi titik lemah selama ini, yang dapat berakibat pada rentetan dampak negatif, seperti kebudayaan yang berubah. Kewaspadaan juga perlu ditingkatkan karena umat Hindu, utamanya yang ada di Bali, sedang dirongrong baik secara pawongan maupun palemahan.<br />Generasi muda disini juga sangat diharapkan peran aktifnya karena posisi mereka cukup strategis. Generasi ini memiliki potensi untuk mengubah paradigma-paradigma dari generasi sebelumnya yang kiranya dianggap tidak sesuai dengan kondisi aktual saat ini menyangkut masalah keumatan dan kebangsaan.(mei)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-44201826296401617572008-09-01T05:58:00.000-07:002008-09-01T05:59:32.977-07:00Baksos dan Suksesi UKMKHD UNAIRUnit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Hindu Dharma (UKMKHD) Universitas Airlangga mengadakan kegiatan bakti sosial dan suksesi yang dilaksanakan di Tulungagung, Jawa Timur, tanggal 19-21 Maret 2008. Kegiatan tersebut merupakan salah satu program kerja UKMKHD UNAIR pada periode 2007-2008. Bakti sosial diketuai oleh Putu Lestari Wedayanti dan suksesi diketuai oleh Prima Diahtika.<span class="fullpost"><br /><br />Kegiatan baksos yang dilakukan meliputi pembangunan pura dan pengobatan gratis. Untuk suksesi dilakukan pada malam hari setelah megadakan bakti sosial. Rangkaian kegiatan ditutup dengan hiking bersam pada hari terakhir.<br /><br />Mahasiswa UNAIR melakukan kegiatan baksos pada hari kedua (20/3). Mereka terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pembangunan pura dan kelompok pengobatan gratis. Kelompok pengobatan gratis berasal dari fakultas yang berkecimpung dalam masalah kesehatan, yaitu Kedokteran dan Farmasi, sedangkan kelompok pembangunan pura berasal dari fakultas MIPA, Sastra, dan lain-lain.<br /><br />Pembangunan pura dilaksanakan di Dusun Tenggong Desa Wajak Kidul Kecamatan Boyolanggu. Jarak dari TELKOM, basecamp mahasiswa UKMHKHD Unair selama acara, ke dusun tersebut ± 3 km. Perjalanan ke pura harus melewati gang-gang kecil dan bukit yang ditumbuhi rumput dan pepohonan.<br /><br />Pura yang akan dibangun adalah Pura Jagad Tulung Urip. Disana hanya terdapat sebuah padmasana tanpa pagar di sekelilingnya. Belum begitu tampak bahwa bangunan itu adalah pura karena keadaannya masih sangat sederhana. Perlu diketahui, masyarakat di desa ini masih menganut aliran kepercayaan kejawen. Umat Hindu yang ada di desa ini masih menggunakan identitas keyakinan lain. Walaupun begitu, mereka menginginkan adanya pura sebagai wadah mereka melaksanakan ibadahnya. Semangat tersebut memicu umat sekitar untuk dapat membangun pura. <br /><br />Lalu bagaimana dengan pengobatan gratis? ”Walaupun mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, karena pada umumnya masyarakat setempat menggunakan bahasa Jawa, tetapi kegiatan ini pun dapat berjalan dengan lancar”, ujar Ayu yang sedang menjalani kuliah keperawatan di UNAIR. Pengobatan gratis yang dilaksanakan di Desa Sawo Kecamatan Campur Darat berlokasi agak jauh dari TELKOM, yaitu sekitar 22 km. Dengan ditemani oleh 2 dokter, proses pemeriksaan berjalan dengan baik. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa berdatangan ke tempat pengobatan gratis itu. Tentunya agar tidak terjadi penumpukkan pasien, digunakan sistem kupon.<br /><br />Suksesinya sendiri dilaksanakan sekitar pukul 19.00 WIB pada hari yang sama. Calon-calon ketuanya yaitu Ida Ayu Agung Paramitaswari (dari Fakultas Sastra), I Putu Dananjaya (FISIP), Made Dwinita Sarawati (Sastra), Anak Agung Made Surya Aditya (Hukum), Ni Wayan Vira F.S. (Hukum), dan I Ketut Bayu Kumara (FKH). Pemilihan pun berjalan dengan lancar. Hingga akhirnya pada pukul 23.30 WIB, terpilihlah Ida Ayu Agung Paramitaswari sebagai ketua UKMKHD Universitas Airlangga periode 2008-2009.<br />Kegiatan penutup, hiking, dilakukan pada hari terakhir. Rombongan mahasiswa mendaki bukit yang terletak di daerah tersebut. Di puncak bukit terdapat suatu candi bernama Candi Dadi. Keadaannya sangat sederhana, tersusun dari bebatuan dan memiliki sebuah lubang seperti sumur tepat di tengah-tengah candi tersebut. Di tempat itu juga, pelantikan Ketua UKMKHD dilangsungkan.(ayu)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-79730593454063197142008-09-01T05:41:00.000-07:002008-09-01T05:57:38.864-07:00Mahasiswa Ubaya Menumbuhkan Kepekaan SosialLong weekend yang jatuh pada 20-23 Maret kemarin banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa Hindu, terutama yang rantauan dari Bali, untuk pulang kampung. Fenomena tersebut bahkan sempat menimbulkan kemacetan di pelabuhan Ketapang – Gilimanuk akibat dari padatnya arus mudik pada selang waktu tersebut. Namun, ketimbang ikut arus, ada pula mahasiswa yang menikmati liburannya dengan cara lain.<span class="fullpost"><br /><br />Beberapa mahasiswa yang tergabung di unit kegiatan mahasiswa berbasis Hindu memiliki cara unik untuk memanfaatkan liburannya. Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Hindu Universitas Surabaya (UKM-KH Ubaya) misalnya. Pada selang waktu antara 19-21 Maret kemarin, sekitar 20 anggota UKMH-KH Ubaya itu melaksanakan kegiatan bakti sosial di wilayah Malang. Lokasi yang dipilih yaitu Dusun Dadapan, Desa Telogorejo, Kecamatan Pagak.<br /><br />Kegiatan utama disini adalah kerja bakti bersama warga setempat guna membangun Balai Gong. Selain itu, mahasiswa juga melakukan Tirta Yatra ke Dusun Druju yang letaknya berdekatan dengan lokasi baksos.<br /><br />Baksos ini sendiri rupanya cukup memberi semangat bagi umat Hindu disana. Hal ini diakui oleh Bendot, seorang tokoh masyarakat disana. Ia juga menuturkan kondisi umat secara umum yang hidup dengan sederhana dan masih sangat kental menganut adat istiadat Jawa. Maklum saja, sebab mayoritas umat disana adalah orang Kejawen yang tentunya masih menjunjung tinggi warisan budaya leluhurnya.(pdk/mei)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-33945291941366617822008-08-27T01:09:00.000-07:002008-09-03T09:07:37.456-07:00Perusakan Pura SangkareangSebuah kejadian yang mencengangkan sempat terjadi pada awal tahun ini. Terjadi perusakan pura di Provinsi Nusa Tenggara Barat tepatnya di Dusun Sangkareang Desa Keru Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Berikut sekilas kronologi kejadian perusakan yang diperoleh Redaksi dari PHDI NTB.<br /><br />Pada awal bulan Januari 2008, terjadi situasi yang kurang kondusif di areal sekitar pura. Terjadi pemagaran areal masuk parkir pura oleh masyarakat sekitar atas perintah seorang warga yang memiliki pengaruh keagamaan yang kuat di daerah itu. Terjadi pula intimidasi pemblokiran suplai material yang disuplai oleh masyarakat sekitar. Pada hari Minggu, 13 Januari 2008 dini hari pukul 00.30 WITA, sekelompok orang yang tidak dikenal mendatangi pura dan melakukan intimidasi dengan cara memainkan sinar lampu senter. Atas peristiwa ini panitia meminta bantuan ke Polsek Narmada agar berkenan menugaskan anggotanya untuk memberikan pengamanan. Kapolsek sangat merespon positif dan mengirimkan 2 anggotanya secara bergilir untuk menjaga pura.<span class="fullpost"><br /><br />Pada hari Selasa pagi tanggal 15 Januari 2008, aktifitas pekerja berjalan dengan lancar untuk segera menyelesaikan pekerjaan dan melakukan persiapan upacara Ngenteg Linggih yang direncanakan berlangsung tang-gal 22 Januari 2008. Pada pukul 11.00 WITA sempat terjadi kunjungan aparat pemerintah tingkat kecamatan. Sedangkan pada sore harinya pukul 15.30 WITA, Kapolres Lombok Barat beserta rombongan muspika tingkat kecamatan dan KUA didampingi PHDI Kabupaten Lombok Barat mengujungi lokasi Pura Sangkareang. Kapolres Lombok Barat sempat menanyakan tentang material yang digunakan untuk merenovasi pura, karena berkembang isu seluruh material yang dipergunakan untuk renovasi pura berasal dari panitia pembagunan Pura Penataran Agung Rinjani Kebaloan Desa Senaru Kecamatan Bayan Lombok Barat yang dibubarkan oleh rapat Muspida Provinsi NTB tanggal 20 Nopember. Pada sekitar pukul 19.30 WITA tersiar kabar akan ada aksi pengrusakan pura. Hal ini ditindaklanjuti dengan melaporkan kabar tersebut ke Kapolsek Narmada yang kebetulan mampir ke Pura Sangkareang. Laporan ini ditindak lanjuti oleh Kapolsek, namun salah seorang anggota polsek dari Desa Keru meragukan kebenaran berita tersebut.<br /><br />Pada pukul 23.15 ketika umat yang baru selesai melaksanakan persem-bahyangan dan bersiap-siap untuk beristirahat tiba-tiba dikejutkan oleh adanya lampu senter yang sinarnya berputar ke arah langit, setelah sinar itu hilang disusul dengan teriakan serempak ”serbu” oleh massa seraya mengumandangkan salah satu simbol agama, diikuti dengan lemparan batu dan akhirnya masuk ke areal pura dan membakar pura. Diperkirakan massa berjumlah hampir 1000 orang. Umat Hindu yang ada di pura tersebut berjumlah 21 merasa tidak perlu melakukan perlawanan karena dikha-watirkan menimbulkan konflik agama.<br /><br />Keesokan harinya pada hari Rabu 16 Januari 2008, sekitar pukul 09.30 WITA bertempat di kantor Camat Narmada dilakukan pertemuan antara perwakilan umat Hindu (PHDI Kab. Lombok Barat dan Kec. Narmada), Tokoh Masyarakat (Toma), Tokoh Agama (Toga) Islam beserta pihak Muspika. Materi pertemuan tidak sesuai dengan apa yang direncanakan, namun yang berkembang adalah masalah perijinan pendirian rumah ibadah (Pura).<br /><br />Kegiatan yang dilakukan oleh panitia adalah merenovasi pura yang telah ada sejak abad 17 M bukan pendirian rumah ibadah baru seperti yang diatur dalam Peraturan Bersama Menteri (PBM) No. 09 Tahun 2006 dan No. 08 Tahun 2006 mengatur tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah. Pihak Toma dan Toga Dusun Sangkareang bersikeras bahwa ketentuan PBM harus diterapkan terhadap kegiatan renovasi pura dan melarang segala bentuk kegiatan di pura tersebut. Hal ini sangat disayangkan oleh panitia renovasi pura karena kegiatan renovasi tahap ketiga secara fisik sudah selesai dilaksanakan dan direncanakan untuk melaksanakan Upacara Ngenteg Linggih. Akhirnya tidak di capai kesepakatan.<br /><br />Pada hari Kamis tanggal 17 Januari 2008 pukul 17.00 WITA bertempat di pendopo, panitia renovasi didampingi PHDI Prov. NTB mengundang Gubernur NTB dalam rangka menyikapi pengrusakan dan pembakaran Pura Sangkareang. Dalam pertemuan tersebut Camat Narmada menginformasikan bahwa di tingkat Kabupaten telah dilakukan pertemuan tanpa ada perwakilan umat Hindu. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Sekda Lombok Barat yang secara subtansial mengukuhkan permohonan Toma dan Toga yang direkomendasi oleh Kepala Desa Keru. Dalam kesempatan ini Gubernur NTB menyampaikan ucapan terima kasih atas kedewasaan umat Hindu dalam menyikapi permasalahan ini.( kronologi selengkapnya dapat dilihat di www.kmhdi.org/berita )<br /><br />Atas kejadian ini salah satu organisasi yang bernafaskan Hindu yakni Pimpinan Pusat KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia) melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak yang terkait untuk ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan ini secara tepat dan tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Pimpinan Pusat KMHDI mengeluarkan pernyataan sikap resmi tertangal 18 Januari 2008 yang pada intinya berisi bahwa KMHDI mengutuk keras terhadap aksi pengrusakan ini karena melanggar sikap toleransi beragama yang selama ini diterapkan di Indonesia sehingga menciptakan situasi yang tidak kondusif. Pimpinan Pusat KMHDI juga menuntut pemerintah dan jajaran aparat keamanan untuk bertindak tegas dan bersikap netral dalam penanganan kasus ini. Pernyataan sikap Pimpinan Pusat KMHDI dapat dilihat pada website www.kmhdi.org/berita. <br /><br />Pernyataan sikap ini coba disampaikan ke beberapa pihak termasuk ke media massa namun tidak satupun media massa nasional memuat berita pengrusakan Pura Sangkareang. Selain itu Presidium Pimpinan Pusat KMHDI di Jakarta coba berdiskusi dengan PHDI, KOMNAS HAM dan Ormas lain untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. Keputusan yang diambil oleh Pimpinan Pusat KMHDI adalah tidak memperluas aksi secara nasional dalam menyikapi permasalahan ini karena ditakutkan akan menimbulkan konflik umat beragama secara luas. Dalam hal ini bukan berarti KMHDI tidak melakukan apa-apa, Pimpinan Daerah KMHDI NTB dan Pimpinan Cabang KMHDI Mataram melakukan aksi damai turun ke jalan bersama beberapa ormas yang tergabung dalam KKUP (Koalisi Kebangsaan Untuk Perdamaian) pada hari Jumat tanggal 17 Januari 2008. Aksi ini juga berlatar belakang sering terjadinya pelecehan terhadap simbol dan ritual keagamaan dengan tidak mencerminkan sikap toleransi. Dimana sebelumnya pernah terjadi pembubaran pengajian Ikatan Jama’ah Ahlul Bait Indonesia (IJABI).(wnu)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-45193085401336124732008-08-27T01:08:00.001-07:002008-09-02T01:00:07.397-07:00Bedah Buku TPKH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href=""https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg9uwSevq5WYFStssMun6liz3Hxv7q-ZZS3D7wAwHAjwqPXkith-YGCgzghk-zdFIBgggZOs63FhJkUqliU8dPsroNJf0vuPUOi1zKC39l3sZnEfSi4-OGWS80F6ki5xNFth1L5VWngbs/s200/DSC00968.JPG""><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px;" src=""https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg9uwSevq5WYFStssMun6liz3Hxv7q-ZZS3D7wAwHAjwqPXkith-YGCgzghk-zdFIBgggZOs63FhJkUqliU8dPsroNJf0vuPUOi1zKC39l3sZnEfSi4-OGWS80F6ki5xNFth1L5VWngbs/s200/DSC00968.JPG"" border="0" alt="" /></a><br />Mendiskusikan agama, apalagi jika dilakukan bersama pakar sering menjadi satu hal yang sangat menarik. Banyak masalah yang dapat dikupas di sini. Hasilnya pun tak jarang sangat memuaskan dan dapat membuat peserta diskusi mendapat tambahan ilmu dan pencerahan.<br /> <br />Semangat itu yang coba diusung oleh Tim Pembina Kerohanian Hindu (TPKH) ITS Surabaya dalam pelaksanaan Bedah Buku pada 9 Maret lalu. Bertempat di Ruang Sidang Teknik Sipil Lantai 2 ITS Surabaya, acara yang ditujukan bagi masyarakat Hindu Surabaya itu berhasil membangkitkan semangat diskusi. Ini terlihat dari antusiasme peserta yang hadir dalam acara tersebut.<span class="fullpost"><br /><br />Bedah Buku itu sendiri merupakan rangkaian dari TPKH Nyepi Festival 2008 yang bertujuan untuk merayakan hari raya Nyepi. Buku yang dibedah disini adalah salah satu buku karangan Ngakan Made Madrasuta, seorang penulis yang telah menelurkan banyak sekali buku referensi agama Hindu sekaligus pimpinan redaksi bagi majalah Media Hindu, yaitu Hindu Akan Ada Selamanya. Hadir sebagai pembedah, Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni, MSc. (Penasehat TPKH ITS) dan Dr. Paridjata Westra, M.Agr.S, M.Agr.Sc., DVM (Ketua Litbang PHDI Kota Surabaya). Tampak juga disitu Ketua PHDI Jawa Timur, Wayan Suwarna, dan perwakilan dari WHDI Jawa Timur, Ni Wayan Sulatri.<br /><br />Acara ini dimulai pada pukul 10.00 dengan diawali sambutan oleh ketua panitia, Putu Pusparini. Ia sedikit menyinggung tentang buku yang akan dibedah kali ini. "Apa benar Hindu ini akan ada selamanya? Kita akan dapatkan jawabannya disini.", katanya. Setelah itu, giliran Ida Bagus Krisna Prabawa, ketua harian TPKH ITS, yang menyampaikan sambutannya. Dia menjelaskan tujuannya diselenggarakannya Bedah Buku ini, yaitu selain untuk menyambut Hari Raya Nyepi, ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi umat Hindu khususnya untuk pendalaman agamanya. "Semoga dengan adanya Bedah Buku ini, dapat menambah wawasan dan dapat mempertebal keyakinan kita sebagai umat Hindu.", jelasnya. Senada dengan Krisna Prabawa, I Made Londen Batan, Ketua Umum TPKH ITS, pun menyebut dalam sambutannya bahwa kegiatan ini juga sebenarnya dilaksanakan untuk pembinaan umat Hindu.<br /><br />Setelah pemberian sambutan-sambutan di atas, pembedahan buku langsung saja dimulai. Seorang moderator, Dr. Ketut Buda Artana ST, M.Sc., memandu jalannya acara antara penulis, pembedah, dan peserta ini. I Made Arya Djoni mendapat kesempatan pertama untuk membedah buku ini. Ia langsung saja memaparkan ulasannya. Terdapat beberapa poin yang jadi perhatiannya yaitu hal-hal yang menjadi alasan kenapa Hindu akan ada selamanya. Hal-hal tersebut antara lain konsep Sradha yang dapat tumbuh dimana saja sampai keunggulan agama Hindu seperti sifatnya yang melestarikan budaya lokal dan rasionalisme yang ada di dalam ajarannya. Sementara itu, pembedah kedua lebih menitik beratkan di Sradha.<br /><br />Setelah itu, gliran sang penulis yang menjelaskan uraiannya. Selain menjawab apa yang dipaparkan oleh pembedah, ia juga mengatakan bahwa kendati Hindu saat ini lemah dari segi fisik, termasuk kuantitas, namun dengan segala keunggulannya, ajaran-ajaran suci agama Hindu akan selalu ada di dunia ini. Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya nilai-nilai dalam Hindu yang sekarang banyak diaplikasikan dalam kehidupan, tidak hanya oleh umat Hindu sendiri, tapi juga dari luar. ”Sepanjang manusia masih memiliki nurani, Hindu akan selalu ada”, tegasnya.<br /><br />Kendati begitu, Ngakan juga menyadari bahwa pendidikan agama Hindu bagi inernal umat sendiri masih belum maksimal. Secara khusus ia menyinggung masalah buku-buku Hindu yang masih kurang dan segmentasinya yang belum mencakup semua kalangan.<br /><br />Sesi interaksi yang dilangsungkan setelah uraian dari pembicara berlangsung cukup ramai. Terlontar bermacam pertanyaan yang mungkin menjadi masalah umat bersama. Beberapa hasil dari interaksi tersebut antara lain perlunya doktrin bagi umat Hindu yang memang belum siap masuk dengan filsafat. Hal ini juga dapat membantu menguatkan Sradha yang bersangkutan sebelum masuk ke filsafat yang membutuhkan tingkat intelektuas yang lebih tinggi. Satu lagi adalah tentang perlu dibangkitkannya kepekaan sosial di kalangan umat Hindu sendiri. Kesadaran untuk membantu umat Hindu lain yang kekurangan dan sangat membutuhkan bantuan perlu ditanamkan kembali. Hal ini juga sebagai perwujudan kepedulian kita untuk mempertahankan eksistensi Hindu dan membuatnya benar-benar ada selamanya.(mei)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-54833514310449731652008-08-27T01:02:00.000-07:002008-09-02T00:54:38.210-07:00Penyucian Diri Melalui MelastiUmat Hindu yang ada di Surabaya dan sekitarnya pada tanggal 2 Maret 2008 melaksanakan ritual Melasti. Upacara ini erat kaitannya dengan Hari Raya Nyepi Tahun Baru 1930 Saka yang berlangsung lima hari setelahnya. Sekitar 7 ribu umat bergabung bersama dalam acara yang dipusatkan di Pura Agung Jagat Karana Surabaya. Mereka yang datang dari luar Surabaya antara lain berasal dari Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, dan Gresik.<br /><br />Upacara melasti sendiri dilaksanakan di Pantai Kapangan Aru di kompleks Akademi Angkatan Laut. Ribuan umat Hindu tersebut berangkat beriringan dari Pura Agung Jagat Karana menuju tempat melasti dilaksanakan. Kebanyakan dari mereka berjalan kaki walaupun banyak juga yang menggunakan kendaraan baik motor maupun mobil.<span class="fullpost"><br /><br />Sekitar pukul 11 siang, upacara melasti itu dimulai. Ritual Pekelem menjadi pembuka rangkaian melasti hari itu. Pekelem sendiri adalah persembahan hasil bumi, baik berupa hasil pertanian maupun ternak, ke laut oleh umat. Di sini, umat mempersembahkan hasil bumi yang mereka bawa sebagai wujud rasa syukur.<br />Acara dilanjutkan dengan Dharma Wacana oleh I Nyoman Sutantra, dosen ITS sekaligus tokoh keagamaan di Surabaya. Isi dari Dharma Wacananya banyak menyinggung tentang tata krama atau sikap yang seharusnya dilakukan oleh umat Hindu di jaman sekarang ini. Ada siklus Dharma yang harus dipahami dan dilaksanakan yaitu Sat, Cit, dan Ananda. Siklus dharma tersebut dapat diaplikasikan dalam Tri Hita Karana melalui pelaksanaan Panca Yadnya.<br /><br />Acara setelah itu dilanjutkan dengan persembahyangan bersama. Umat bersembahyang dengan khidmat dipimpin oleh Pedanda yang bertugas. Selesai persembahyangan, semua umat mendapat Thirta Amerta yang dipercaya mampu menyucikan diri. Akhirnya saat semua umat telah mendapatkan Thirta, persembahyangan ditutup. Umat pun kembali ke Pura Agung Jagat Karana sekitar pukul dua siang.<br /><br />Upacara Melasti ini juga diiringi oleh persembahan musik gong dari beberapa sekehe gong yang ada di Surabaya dan sekitarnya. Tercatat ada beberapa sekehe gong yang berpartisipasi yaitu dari Pura Segara Surabaya, Pura Agung Jagat Karana, Pura Jala Sidhi Amertha, dan Lamongan.<br /><br />I Made Suweca dalam pengumumannya setelah persembahyangan mengatakan bahwa terdapat banyak agenda sehubungan dengan rangkaian pelaksanaan Nyepi tahun ini. Selain melasti seperti yang tersebut di atas, pada hari Kamis (6/3) atau sehari sebelum Nyepi, akan dilaksanakan upacara Tawur Kesanga yang dipusatkan di Pura Agung Jagat Karana. Sementara pada hari Sabtu, upacara Ngembak Geni akan dipusatkan di Pura Segara Surabaya. Kemudian, selain upacara-upacara yang memang termasuk rangkaian perayaan Nyepi, umat Hindu Surabaya kembali akan menghelat Dharma Shanti gabungan pada 30 Maret 2008. Acaranya sendiri rencananya digelar di Wantilan Agung Dewaruci, Pura Segara Surabaya. (mei)</span>Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3593144000676697585.post-85678185448371320532008-08-03T08:19:00.000-07:002008-09-03T08:25:26.830-07:00Mencari TPKH 131 Mei 2008 mungkin merupakan hari yang menyedihkan atau bahkan spesial bagi Ida Bagus Krisna Prabawa atau biasa dipanggil Cebonk. Bagaimana tidak, jabatannya sebagai ketua TPKH ITS periode 2007/2008 akan ditanggalkan tepat pada hari itu. Acara pelengseran Cebonk dan kroni-kroninya atau lebih formalnya dengan nama Suksesi diselenggarakan di Ruang kelas Saraswati 1 Pura Agung Segara Kenjeran dan dimulai menurut rencana pukul 09.00 waktu setempat. Acara diawali dengan sembahyang bersama, kemudian berlanjut ke acara-acara khas suksesi yaitu pembacaan LPJ kepengurusan 2007/2008 dan acara-acara lanjutannya. Namun yang paling paling seru disini adalah acara debat calon ketua yang merupakan episode tersambung yang sebelumnya telah dilaksanakan di Teater C ITS pada Jumat(30/5). Dalam suksesi ini ada enam calon yang berani menawarkan diri dengan gebrakan-gebrakan program kerja untuk kepengurusan berikutnya. Keenam calon tersebut adalah Komkom (Elektro 2006), Dwi (Statistik 2006),Jupa (FTK 2006), Riana (Mesin, 2006), Bayu (Arsitek 2006), dan Agung (TC 2006). Namun karena sesuatu sebab, Bayu mengundurkan diri sebagai calon ketua.<br /><br />Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat anggota TPKH dan pendukung Bayu. Mereka semua dengan semangat juang yang membara siap memilih mana yang terbaik dari 5 calon yang tersisa untuk duduk sebagai TPKH 1 dan mengantarkan TPKH ke arah yang semakin baik. Debat seru tidak dapat dihindari, satu demi satu peserta yang hadir melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritisnya untuk membuktikan dan memberikan penilaian kepada kelima calon. Sekritis apapun para peserta memberi pertanyaan dan pernyataan, kelima calon mampu membabat habis dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jawaban yang memukau.<br /> <br />Akhirnya acara yang ditunggu-tunggu telah tiba, yaitu Nyoblos satu demi satu peserta yang hadir masuk ke bilik suara untuk memilih mana dari kelima calon tersebut yang pantas untuk menggantikan Cebonk sebagai TPKH 1. Perhitungan suara dilaksanakan dengan tertib namun tetap segar dan ceria walaupun waktu sudah semakin sore. Satu demi satu pilihan peserta dibacakan dan akhirnya terpilih satu calon yang mendapatkan perolehan suara tertinggi yaitu Komkom kemudian diikuti oleh Jupa, Riana, Agung dan Dwi. Para calonpun bersalaman untuk mengucapkan kemenangan kepada Komkom dan penghentikan ”peperangan” mereka dalam perebutan kursi ketua TPKH. Acara selesai dan prosesi mandi di ”sungai gangga”-nya Kenjeran bagi ketua lama dan ketua barupun menyemarakkan suasana.<br /><br />Selamat kepada ketua terpilih.Semoga ketua yang baru dapat membawa TPKH ITS kearah yang lebih baik.Buletin Wiweka KMHDIhttp://www.blogger.com/profile/04524457029062996154noreply@blogger.com0