Bedah Buku TPKH

.


Mendiskusikan agama, apalagi jika dilakukan bersama pakar sering menjadi satu hal yang sangat menarik. Banyak masalah yang dapat dikupas di sini. Hasilnya pun tak jarang sangat memuaskan dan dapat membuat peserta diskusi mendapat tambahan ilmu dan pencerahan.

Semangat itu yang coba diusung oleh Tim Pembina Kerohanian Hindu (TPKH) ITS Surabaya dalam pelaksanaan Bedah Buku pada 9 Maret lalu. Bertempat di Ruang Sidang Teknik Sipil Lantai 2 ITS Surabaya, acara yang ditujukan bagi masyarakat Hindu Surabaya itu berhasil membangkitkan semangat diskusi. Ini terlihat dari antusiasme peserta yang hadir dalam acara tersebut.

Bedah Buku itu sendiri merupakan rangkaian dari TPKH Nyepi Festival 2008 yang bertujuan untuk merayakan hari raya Nyepi. Buku yang dibedah disini adalah salah satu buku karangan Ngakan Made Madrasuta, seorang penulis yang telah menelurkan banyak sekali buku referensi agama Hindu sekaligus pimpinan redaksi bagi majalah Media Hindu, yaitu Hindu Akan Ada Selamanya. Hadir sebagai pembedah, Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni, MSc. (Penasehat TPKH ITS) dan Dr. Paridjata Westra, M.Agr.S, M.Agr.Sc., DVM (Ketua Litbang PHDI Kota Surabaya). Tampak juga disitu Ketua PHDI Jawa Timur, Wayan Suwarna, dan perwakilan dari WHDI Jawa Timur, Ni Wayan Sulatri.

Acara ini dimulai pada pukul 10.00 dengan diawali sambutan oleh ketua panitia, Putu Pusparini. Ia sedikit menyinggung tentang buku yang akan dibedah kali ini. "Apa benar Hindu ini akan ada selamanya? Kita akan dapatkan jawabannya disini.", katanya. Setelah itu, giliran Ida Bagus Krisna Prabawa, ketua harian TPKH ITS, yang menyampaikan sambutannya. Dia menjelaskan tujuannya diselenggarakannya Bedah Buku ini, yaitu selain untuk menyambut Hari Raya Nyepi, ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi umat Hindu khususnya untuk pendalaman agamanya. "Semoga dengan adanya Bedah Buku ini, dapat menambah wawasan dan dapat mempertebal keyakinan kita sebagai umat Hindu.", jelasnya. Senada dengan Krisna Prabawa, I Made Londen Batan, Ketua Umum TPKH ITS, pun menyebut dalam sambutannya bahwa kegiatan ini juga sebenarnya dilaksanakan untuk pembinaan umat Hindu.

Setelah pemberian sambutan-sambutan di atas, pembedahan buku langsung saja dimulai. Seorang moderator, Dr. Ketut Buda Artana ST, M.Sc., memandu jalannya acara antara penulis, pembedah, dan peserta ini. I Made Arya Djoni mendapat kesempatan pertama untuk membedah buku ini. Ia langsung saja memaparkan ulasannya. Terdapat beberapa poin yang jadi perhatiannya yaitu hal-hal yang menjadi alasan kenapa Hindu akan ada selamanya. Hal-hal tersebut antara lain konsep Sradha yang dapat tumbuh dimana saja sampai keunggulan agama Hindu seperti sifatnya yang melestarikan budaya lokal dan rasionalisme yang ada di dalam ajarannya. Sementara itu, pembedah kedua lebih menitik beratkan di Sradha.

Setelah itu, gliran sang penulis yang menjelaskan uraiannya. Selain menjawab apa yang dipaparkan oleh pembedah, ia juga mengatakan bahwa kendati Hindu saat ini lemah dari segi fisik, termasuk kuantitas, namun dengan segala keunggulannya, ajaran-ajaran suci agama Hindu akan selalu ada di dunia ini. Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya nilai-nilai dalam Hindu yang sekarang banyak diaplikasikan dalam kehidupan, tidak hanya oleh umat Hindu sendiri, tapi juga dari luar. ”Sepanjang manusia masih memiliki nurani, Hindu akan selalu ada”, tegasnya.

Kendati begitu, Ngakan juga menyadari bahwa pendidikan agama Hindu bagi inernal umat sendiri masih belum maksimal. Secara khusus ia menyinggung masalah buku-buku Hindu yang masih kurang dan segmentasinya yang belum mencakup semua kalangan.

Sesi interaksi yang dilangsungkan setelah uraian dari pembicara berlangsung cukup ramai. Terlontar bermacam pertanyaan yang mungkin menjadi masalah umat bersama. Beberapa hasil dari interaksi tersebut antara lain perlunya doktrin bagi umat Hindu yang memang belum siap masuk dengan filsafat. Hal ini juga dapat membantu menguatkan Sradha yang bersangkutan sebelum masuk ke filsafat yang membutuhkan tingkat intelektuas yang lebih tinggi. Satu lagi adalah tentang perlu dibangkitkannya kepekaan sosial di kalangan umat Hindu sendiri. Kesadaran untuk membantu umat Hindu lain yang kekurangan dan sangat membutuhkan bantuan perlu ditanamkan kembali. Hal ini juga sebagai perwujudan kepedulian kita untuk mempertahankan eksistensi Hindu dan membuatnya benar-benar ada selamanya.(mei)

0 komentar:

 

Berita Terbaru

Opini Terbaru

Iklan

Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com