Dies KMHDI, Ingatkan Pentingnya Sinergi

.

KMHDI memiliki Dharma Agama dan Dharma Negara. Oleh karena itu, KMHDI seharusnya tidak hanya bergerak di bidang keumatan, tapi juga berperan di masyarakat.

Itulah salah satu hal yang tertuang pada Dies Natalis XV KMHDI yang digelar oleh PC KMHDI Surabaya (7/9). Mengambil tempat di Pura Segara Surabaya, acara ini dimaksudkan untuk memperingati hari jadi KMHDI (3/9/1993). Pengurus KMHDI, anggota, hingga alumni hadir meramaikan acara yang dimulai sejak sore ini. Beberapa organisasi Hindu juga ikut datang, termasuk PHDI Kota Surabaya, Banjar Kenjeran, SKKH Universitas Hang Tuah, UKM-KHD Unair, TPKH ITS, Swastika Taruna, Asrama Tirta Gangga, dan Taruna Banjar Kenjeran.

Sambutan Komang Yudy Dharmawan, selaku Ketua PC KMHDI Surabaya, mengawali rangkaian acara. Ia menjelaskan bahwa acara ramah tamah ini bertujuan untuk mensyukuri terbentuknya KMHDI sebagai wujud perjuangan pemuda Hindu. Hal itu ditimpali oleh I Putu Wisnu Merthayoga, dalam sambutannya sebagai Presidium PP KMHDI. “Semoga di acara ini, kita dapat melakukan diskusi santai tentang peran dan fungsi KMHDI”, tuturnya saat membuka acara.

Dialog tentang “Peran dan Fungsi KMHDI di Surabaya” menjadi menu pokok. Dimoderatori oleh Wisnu, dialog ini dibawakan dengan menarik oleh dua alumni KMHDI, yaitu A.A. Gde Putra Partanta dan IBK Bayangkara. Gde Putra memberikan gambaran awal dengan menceritakan sejarah KMHDI. Pria yang akrab dipanggil Tude ini mengajak hadirin mengingat kembali perjuangan pembentukan KMHDI di tahun 1993 dan perubahan-perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu.

IBK Bayangkara, yang juga berprofesi se-bagai dosen di Universitas Tujuh Belas Agustus, memaparkan pula sejarah pembentukannya. Peran dan fungsi KMHDI, khususnya menyangkut hubungan KMHDI dengan organisasi lain, seperti UKKH dan Swastika Taruna, juga tak luput dari perhatiannya. “KMHDI tidak berada di bawah ataupun berafiliasi, tapi bersinergi”, ujarnya. Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa walapun hubungan formal, namun ada beberapa kondisi yang membuat organisasi-organisasi itu dapat bekerja sama. Bayangkara juga menawarkan solusi, yaitu mengimbau organisasi-organisasi tersebut lebih proaktif mendekatkan diri dan berkoordinasi dengan PHDI, karena PHDI sebenarnya juga mendukung kepemudaan.

Diskusi ditutup dengan persembahyangan bersama. Berkibarnya KMHDI selama 15 tahun akhirnya ditandai dengan pemotongan tumpeng. Selain ucapan syukur, pemotongan ini juga bermuatan doa agar KMHDI dapat menjawab tantangan dan harapan, khususnya mengenai kaum muda Hindu Indonesia.(mei)

0 komentar:

 

Berita Terbaru

Opini Terbaru

Iklan

Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com