Bumi yang Makin Panas

.

Pan Glebeg (petani) : Beh, kok begini susahnya sekarang bercocok tanam? Sudah cuaca gak menentu, hama tambah garang saja.

Putu Koncreng (dokter) : Kian hari penyakit semakin aneh-aneh saja. Perlu belajar buat nambah pengetahuan baru nih…

Made Kembung (apoteker) : Perlu bikin obat-obat baru, sepertinya obat-obat yang lama sudah gak mempan lagi.

Komang Gredeg (pengusaha) : Saya harus keluar uang lebih untuk perdangangan karbon dari gas buang pabrik yang saya punya.

Ketut Buglig (teknisi) : Alat-alat yang sudah beredar di pasaran sepertinya perlu perancangan yang lebih baik supaya sedikit lebih ramah lingkungan.

***

Beberapa tahun belakangan ini, berbagai lapisan masyarakat dari golongan teratas sampai terbawah sudah mulai merasakan perubahan-perubahan yang ekstrim. Baik di sektor pertanian, kesehatan maupun industri. Menurut isu yang berkembang atau dikembangkan, apa yang terjadi saat ini akibat dari pemanasan global (global warming). Benar atau tidak isu ini, masih ada beberapa kelompok yang meragukannya.

Mahasiswa Hindu di Surabaya hampir seluruhnya yakin dengan adanya global warming. Seperti yang terlihat pada gambar 1, 97,62% menyatakan bahwa global warming itu benar adanya dan hanya 2,38% yang masih meragukan hal ini. Global warming, menjadi isu yang sangat hangat dan banyak diperbincangkan karena adanya berbagai dampak buruk yang terjadi. Bahkan hal ini dikonvensikan di Bali beberapa bulan yang lalu. Hal ini sudah menjadi isu yang sangat santer beberapa tahun sebelumnya, ditandai dengan adanya Protokol Kyoto yang isinya menyangkut global warming. Berbagai dampak yang dirasakan oleh mahasiswa Hindu di Surabaya adalah sebagai berikut.

Udara yang semakin panas paling banyak dirasakan oleh responden, 92,86%. Sementara itu iklim yang tidak menentu dirasakan oleh 90,48% responden. Untuk bencana alam sendiri, hanya 69,05% yang menggangap itu merupakan dampak dari global warming. Dampak lain yang dirasakan oleh responden, seperti dikemukakan Made Yessy Paramita, mahasiswi semester 6 Farmasi Ubaya, adalah pola penyakit yang tidak menentu. Hal ini juga didukung oleh I Made Hesta Dipradana yang saat ini kuliah di Akuntansi Unair semester 7.

Dalam ajaran Hindu, ada yang namanya Tri Hita Karana. Inti ajaran Tri Hita Karana dalam Hindu adalah menjaga keselarasan hubungan, baik dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa, antar sesama manusia, ataupun dengan lingkung an. Salah satu yang dapat diambil untuk menanggulangi global warming adalah menjaga keselarasan antara manusia dengan lingkungan. Mahasiswa Hindu di Surabaya, 83% menyatakan sudah menjaga keselarasan hubungan dengan palemahan atau lingkungannya. Namun, dari seluruh responden, ada 5% yang masih merasa belum menjaga hubungan baik dengan lingkungan.

Menariknya walaupun hanya disediakan pilihan ya atau tidak, ada yang membuat pilihan sendiri, yaitu kadang-kadang. Salut buat 12% responden yang tetap teguh pada pendirian untuk tidak mau dikelompokkan secara ekstrim dan tetap menjadi kelompok abu-abu.

Mengurangi dampak dari global warming dapat dilakukan dengan berbagai hal. Menurut 83,33% responden, untuk mengurangi dampak global warming adalah dengan melakukan penghijauan. Sedangkan pengurangan konsumsi BBM merupakan pilihan yang paling sedikit disetujui. Ini mungkin karena begitu mobilenya para responden, sehingga hal ini paling sulit dilakukan. Alternatif kegiatan yang muncul dari responden antara lain melakukan Catur Brata Penyepian, seperti yang dikemukakan oleh I D. Gede Anom P. yang saat ini kuliah di Teknik Sipil ITS semester akhir. Dewa, yang akrab dipanggil Balang, beralasan ini merupakan hal yang paling gampang dilakukan dan menimbulkan efek yang cukup besar.

Berbeda dengan Luh Putu Desi P. Dia menyarankan langkah kongkrit yang dapat dilakukan adalah menjadi vegetarian. Selain cinta kasih kepada sesama makhluk hidup, banyak pembabatan hutan yang sangat luas untuk menggembalakan ternak, imbuh mahasiswa Statistika ITS semester akhir ini. Alternatif lainnya yang banyak disarankan oleh responden adalah dengan membuang sampah pada tempatnya, seperti yang diusulkan oleh Satria Wibawa, mahasiswa Fakultas Kedokteran UWKS semester 6.

Sayangnya, 43% responden belum melakukannya. Namun, dari gambar 5, terdapat berita baik. Dari 43% responden yang menjawab tidak, 83% berencana akan melakukannya. “Karena sekarang saya baru menyadari bahwa menjaga kelestarian lingkungan adalah penting”, ungkap Ni Putu Ana Susanti yang saat ini kuliah di Poltekkes Depkes Surabaya. Mudah-mudahan kesadaran ini juga diikuti tindakan yang nyata.

Diluar benar atau tidaknya isu global warming ini, kita harus tetap menjaga hubungan yang harmonis dengan lingkungan. Mudah-mudahan apa yang ditakutkan dari global warming dapat diminimalisir. Selamat berjuang dan bekerja untuk menjaga kelestarian lingkungan.(lis)



Metode polling
Kluster purposit random sampling.

Jumlah Responden
Pria 25
Wanita 17

Waktu Survei
Mei 2008

0 komentar:

 

Berita Terbaru

Opini Terbaru

Iklan

Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com