Indonesia di Mata Mahasiswa Hindu Surabaya

.

Nasionalisme merupakan sesuatu yang luas. Didalamnya termasuk kebanggaan pada bangsa dan negara. Hasil polling berikut merupakan sedikit gambaran pandangan mahasiswa Hindu yang kuliah di Surabaya tentang nasionalisme.

Secara keseluruhan, yang dibanggakan mahasiswa Hindu di Surabaya dari Indonesia adalah keanekaragaman budayanya. Sebanyak 76 % responden setuju dengan hal ini. Mudah-mudahan keanekaragaman budaya ini tidak menyebabkan fanatik sempit. Seperti yang dikemukakan oleh I Made Hesta Dipradara yang saat ini kuliah di Akuntansi Unair semester IV. Hesta mengatakan keragaman budaya justru menjadi penyebab ambruknya bangsa Indonesia karena hal itu tidak disertai dengan toleransi dan saling menghargai.

Responden wanita sepertinya lebih bangga pada Indonesia dibandingkan dengan responden pria. Ini dapat dilihat dari grafik 1. Secara umum, persentase pada pilihan yang ada lebih tinggi.
Grafik 2 menunjukkan hampir semua pilihan yang ada disetujui oleh mahasiswa Hindu di Surabaya. KKN merupakan hal yang paling tidak disukai, baik oleh pria maupun wanita. Yang menarik disini, selain empat pilihan yang diberikan, masih banyak hal-hal lain yang tidak disukai dari Indonesia. Antara lain seperti yang dikatakan I G.N. Putra Dharma Kusuma. Ia sangat tidak suka dengan gampangnya pembajakan segala jenis barang di Indonesia. Fotocopy buku juga termasuk lho.. Menyedihkan sekali sepertinya.

Mudah-mudahan generasi muda sekarang dapat memperbaiki keadaan sehingga Indonesia tidak identik lagi dengan KKN, displin yang rendah, dan lain-lain.

Mahasiswa Hindu di Surabaya berharap pemerintah lebih memajukan sektor pendidikan. Ini terlihat dari 69 % responden yang menyatakan sektor pendidikan perlu mendapatkan prioritas. Berbagai alasan muncul. A.A Lanang Oka mengatakan pendidikan merupakan tulang punggung dari segala sektor. Jadi, jika sektor pendidikan sudah baik, sektor-sektor lain tentu juga akan mengikuti, imbuh mahasiswa semester II Teknik Perkapalan ITS ini. Beda lagi alasan yang dikemukakan oleh I Putu Wisnu Merthayoga, mahasiswa Teknik Elektro ITS. Dengan alasan yang lebih mirip slogan atau peribahasa, Wisnu mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang dibangun dengan orang yang berpendidikan. Benar gak ya?

Pendapat berbeda dikemukakan oleh Intan yang saat ini duduk di semester II Teknik Kimia ITS. Intan mengatakan, ”Sektor ekonomilah yang perlu mendapatkan prioritas karena jika masyarakat banyak berada dibawah garis kemiskinan, maka sektor yang lain akan sulit terpenuhi.” Ini sangat berbeda dengan yang dikemukan oleh Lanang sebelumnya. Mana yang benar, semua berada di tangan pemerintah yang memegang kebijakan.

Dalam kehidupan bernegara, responden beranggapan bahwa kaum muda Hindu sudah mengambil peran walaupun ada 12 % responden yang mengatakan bahwa kaum muda Hindu tidak atau belum berperan. Ini bisa menjadi cermin untuk diri sendiri dan bertanya apakah saya sudah mengambil peran dalam kehidupan bernegara dan sejauh mana peran yang sudah saya ambil.

Peran lebih pemuda Hindu, menurut responden, seharusnya pada sektor pendidikan dan sosial. Salah satu alasannya ialah pengetahuan dan kemampuan bersosialisasi yang baik adalah modal utama untuk kondisi yang lebih baik. Alasan tersebut diungkapkan oleh Paramitaswari yang duduk di semester IV Sastra

Sangat disayangkan bidang politik dan ekonomi kurang mendapat perhatian. Padahal peran pemuda Hindu dalam sektor ini masih sangat kurang. Seharusnya peran pemuda Hindu tidak hanya berkutat di sektor sosial dan pendidikan. Saatnya pemuda Hindu mengambil peran lebih pada sektor politik dan ekonomi.

Dilihat dari keaktifan responden untuk bergabung di organisasi yang berbasis non keagamaan, tenyata terdapat proporsi yang sama antara yang aktif dan yang tidak yaitu masing-masing 45 %. Namun ada 10 % responden yang tidak bisa menilai dirinya sendiri, apakah masuk golongan yang aktif atau tidak. Gimana ne, masak gak bisa nilai diri sendiri?

Seharusnya mahasiswa Hindu lebih aktif di organisasi non Hindu. Hal itu berguna untuk menambah wawasan dan lebih bisa mengenal karakter orang lain. Ini seperti dikatakan I Made Abdi Gunawan, yang saat ini kuliah di Farmasi Unair semester VII.

Keaktifan di organisasi non Hindu juga penting untuk menunjukkan eksistensi pemuda Hindu diantara umat lain selain untuk menghindari kesan pemuda Hindu mengeksklusifkan diri. Namun ada juga beberapa mahasiswa Hindu yang tidak ingin bergabung dengan alasan sibuk kuliah. seperti yang dialami I Gusti Agung Ariswanda yang saat ini duduk di semester VI Fakultas Kedokteran UWKS.

Kedepannya pemuda Hindu harus mengambil peran lebih di semua bidang, karena kita juga merupakan elemen dari bangsa Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, pemuda Hindu harus berperan aktif dalam pembangunan. Pemuda Hindu diharapkan tidak hanya bisa menuntut pemerintah namun juga dapat memberikan solusi dan kontribusi kongkrit.(lis)

0 komentar:

 

Berita Terbaru

Opini Terbaru

Iklan

Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com