TPKH ITS Turun ke Desa

.


Masa setelah ujian tengah semester gasal baru-baru ini kerap menimbulkan kepenatan. Namun masa inilah yang dimanfaatkan oleh para mahasiswa yang tergabung di TPKH ITS untuk melakukan program kerja mereka, yakni bakti sosial. Bakti sosial kali ini mengambil tempat di sebuah daerah di dataran tinggi sebelah timur Gunung Kelud, tepatnya di Dusun Jatisari Desa Tegalasri Wlingi, Blitar.

Rombongan TPKH ITS, yang berjumlah 33 orang, berangkat dari kampus pada Jumat (18/4) tepatnya pukul 18.00 wib. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam, rombongan sampai di lokasi. Dengan sambutan hangat masyarakat setempat yang mayoritas Hindu, rombongan pun menginap di rumah salah seorang warga.

Keesokan harinya, sekitar pukul 06.00 WIB, dilakukan persembahyangan di Pura Eka Dharma dipimpin oleh mangku Hari. Di pura inilah kegiatan baksos yang diketuai oleh A.A.N Satria Damar N di laksanakan. Pura ini telah memiliki padmasana dan tembok penyengker. Sesuai rencana, mahasiswa akan membangun pelinggih panglurah di pura ini. Dengan antusias, para mahasiswa ITS melakukan pekerjaan pembangunan, bersama warga sekitar. Bukan hanya membangun pelinggih, pengecoran pondasi atap bale bengong yang menghadap ke selatan di jaba tengah pura juga dilakukan. Tidak mau kalah dengan para pria, para mahasiswi pun ikut turun membantu proses pembangunan, seperti menyaring pasir halus.

Dalam kesempatan ini, Wiweka sempat berbicara dengan mangku Sukadi, salah seorang tokoh agama daerah setempat. Beliau mengatakan bahwa, keberadaan umat Hindu di daerah Wligi ini berawal pada tahun 1965, dimana pada masa itu setiap warga negara Indonesia diwajibkan menganut agama. Pada saat itulah agama Hindu dipilih oleh sebagian besar warga desa. Jumlah umat Hindu di desa ini adalah 123 KK, mengalami banyak penurunan dari jumlah awalnya yang sekitar 230 KK. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya umat Hindu yang kawin dengan umat lain.

Sempat turun hujan pada siang hari, namun hal ini tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk membangun pelinggih panglurah. Setelah hujan reda, pekerjaan pun dilanjutkan, namun hingga sore hari pembangunan pelinggih baru mencapai setengahnya. ”Walaupun tidak selesai, hal ini tidak mengurangi makna dari baksos ini”, tutur ketua panitia. Kegiatan kerja bakti pun dihentikan pada sore harinya. Namun pembangunan pura ini pasti akan dilanjutkan oleh warga yang sudah menyusun jadwal kerja bakti setiap hari.

Pada malam harinya kegiatan persembahyangan bersama warga desa digelar. Para mahasiswa sempat terkejut dengan kehadiran Bapak Adi Suripto yang pernah menjabat sebagai Sekjen PHDI Pusat. Suripto, yang juga adalah warga Wlingi, sempat memberikan dharma tula. Ia memberi motivasi kepada mahasiswa dan umat setempat untuk terus membangun Hindu. Ia juga berpesan agar Pura Eka Dharma ini dapat menjadi basis pengembangan budaya Jawa karena Hindu selalu berakulturasi dengan budaya dimana dia berada.

Keesokan harinya tibalah saat perpisahan. Setelah melakukan persembahyangan pagi dan sarapan, rombongan TPKH berkumpul di ruang tengah. Disaksikan beberapa warga desa, saudara Ida Bagus Krisna Prabawa selaku Ketua Harian TPKH ITS memberikan sejumlah dana dan beberapa buku yang kiranya dapat dimanfaatkan oleh warga desa guna pengembangan umat. ”Senang banget bisa berbagi dengan umat yang ada di daerah dan semoga kegiatan bakti sosial seperti ini dapat berjalan tiap tahunnya”, tutur Gus Krisna.

Sebelum pulang, rombongan TPKH menyempatkan diri mengunjungi TK Hindu dan Pura Eka Bhakti Widya Dharma yang letaknya tidak jauh dari lokasi pura Eka Dharma.(wis)

0 komentar:

 

Berita Terbaru

Opini Terbaru

Iklan

Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com