Wanita Indonesia Harus Lebih Mandiri

.


Ramah, itu kesan pertama yang akan tertanam di benak orang yang baru mengenal sosok ini. Nia, begitu dia biasa dipanggil, selalu menunjukkan hal itu pada semua koleganya. Dapat dilihat juga dari sikapnya kalau Ning kelahiran Surabaya ini, memiliki sifat sabar. Bahkan konon dua sifat itulah yang membuat ia didaulat menjadi ketua UKKH Stiesia periode 2008-2009.

Pemilik nama lengkap I Gusti Ayu Komang Kurniati Wiraba ini memulai perjalanannya mengomandani UKKH Stiesia pada Januari silam. Kendati mengaku belum siap dari segi pengalaman, namun ternyata ia juga menyimpan sebuah cita-cita yang cukup besar bagi UKKH-nya.

Terkait Hari Kartini yang akan datang, mahasiswi semester IV Manajemen Stiesia ini juga ingin menyampaikan perspektifnya tentang bagaimana seharusnya wanita bersikap di jaman ini. Berdiri sejajar tanpa melupakan kodrat alias berperan ganda adalah tidak mustahil.
W(iweka) : Bagaimana rasanya menjabat sebagai ketua UKKH selama ini?
N(ia) : Ada tantangan tersendiri. Itu membuat saya merasa lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Ini juga dapat membuat saya menjadi seorang leader/pemimpin yang kebetulan sesuai dengan bidang saya yaitu manajemen.
W : Ada kendala berarti tidak selama menjalankan organisasi ini?
N : Banyak kendala dalam memimpin organisasi berbasis kerohanian yang minoritas di tanah Jawa. Salah satu yang paling besar adalah sedikitnya jumlah SDM yang ada dan kurangnya dukungan dari pihak birokrasi kampus.
W : Punya rencana program tertentu selama setahun kepengurusan?
N : Saya bercita-cita mengadakan Dharma Tula atau Dharma Canti pada saat Hari Raya Saraswati. Saya ingin menunjukkan pada pihak kampus bahwa kami (UKKH Stiesia, red) memang ada. Kendala terbesarnya sampai saat ini adalah pada sokongan dana. Namun kami akan terus berusaha mewujudkan hal tersebut.
W : Terkait Hari Kartini yang jatuh sebentar lagi, menurutmu wanita Indonesia sekarang seharusnya seperti apa?
N : Wanita Indonesia harus dapat menjadi lebih mandiri agar bisa sejajar dengan pria.
W : Bicara sedikit tentang masa depan, setelah lulus nanti, ingin membangun karir tidak? Kenapa?
N : Ya tentu saja. Saya ingin menjadi mandiri. Selain itu, saya pikir pembelajaran-pembelajaran yang akan dapat membuat wawasan saya menjadi semakin luas akan lebih bisa saya dapatkan dengan berkarir.
W : Jadi, Anda termasuk orang yang tidak setuju dengan pendapat bahwa wanita itu harus mengurus rumah tangga saja?
N : Saya tidak setuju. Wanita sesungguhnya memiliki kemampuan yang menurut saya sama dengan pria. Oleh karena itu, hak berkarir seharusnya tidak hanya dimonopoli oleh satu gender saja. Selain itu, saya juga tidak setuju apabila dikatakan karir dan rumah tangga tidak bisa berjalan bersama. Wanita punya potensi untuk dapat berperan ganda guna menjamin keduanya akan berjalan baik.
W : Misalnya Nia mendapatkan jodoh pria yang menganut sudut pandang seperti itu, bagaimana cara menghadapinya ?
N : Saya akan memberi pengertian dan keyakinan pada dia bahwa saya dapat membagi waktu antara keluarga dan karir.
W : Terakhir, ada pesan untuk pembaca Wiweka?
N : Kejarlah cita-citamu setinggi langit,
karena kamu berhak untuk itu. Jangan lupakan pula sosialisasi ke masyarakat dan amalkan ilmu yang telah kita dapatkan demi kebaikan masyarakat pula.(mei)

0 komentar:

 

Berita Terbaru

Opini Terbaru

Iklan

Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com