Oi, Aku Sudah Mahasiswa

.

Rasanya ingin sekali teriak ketika kita diterima di jurusan perguruan tinggi yang kita inginkan atau cita-citakan. Mungkin di lain sisi ada juga yang menangis tersedu-sedu sampai air mata menjadi kering karena tidak diterima di jurusan yang kita inginkan. Atau ada yang terlihat sedikit memendam perasaan kecewa karena disuruh oleh orang tua untuk kuliah di jurusan tertentu? Polling Wiweka edisi kelima ini akan mencoba menggali informasi yang salah satunya menyangkut kondisi di atas.

Ketika responden ditanya apakah jurusan yang dipilih sudah sesuai dengan keinginan sendiri, 91,7% laki-laki dan 83,3% perempuan menjawab ya. Namun, ada hal yang menarik disini. Sebanyak 11,1% responden perempuan menyatakan bahwa kuliah yang saat ini ditempuhnya tidak sesuai keinginan. Itu diutarakan oleh Ida Ayu Nyoman Kartikawati. Mahasiswi Akuntansi Stiesia ini merasa dipaksa oleh orang tuanya. Alasan yang sama juga dikemukakan oleh Ni Made Pertiwi Jaya yang kuliah di Teknik Lingkungan Unair. Btw, cita-cita mbak berdua ini, kalau boleh tahu, apa ya? Bukankah hidup akan lebih bermakna jika ada cita-cita yang ingin digapai?

Diluar dua alasan tadi, ada 8,3% responden laki-laki dan 5,6% responden perempuan mengatakan tidak tahu apakah jurusan yang diambil saat ini merupakan pilihannya sendiri atau tidak. Gimana ne mbak/mas? Seperti diungkapkan Ni Made Dwi Ermayanthi yang kuliah di Jurusan Statistika ITS. Saran buat Dwi dari yang baru saja menamatkan kuliah di jurusan Statistik, lanjutkan saja jurusan yang sudah diambil, mantapkan hati, jadikan ini sebagai sebuah batu loncatan. Semangat…

Beda lagi dengan I Dewa Made Pranata Wiana. Katanya, kuliah yang saat ini dijalaninya di Informatika ITS adalah masalah gengsi. Beh, masa' milih jurusan untuk gengsi? Dengan kuliah saja kita sudah merupakan golongan elit di Indonesia, De.

Beda gender beda juga alasan yang dikemukakan. Itu tercermin dari jawaban yang diberikan responden untuk pertanyaan kedua ini. Responden laki-laki membayangkan pribadi mandiri adalah wujud mahasiswa. Ini salah satunya diungkapkan oleh I Gede Parama Gandhi S, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair, mewakili 45.5% responden laki-laki lainnya. Sementara pihak perempuan, seperti dijawab Ni Luh Gede Eka W. (Psikologi/UHT), mengidentikkan mahasiswa dengan ospek. Pendapat Eka ini didukung oleh 38.9% responden perempuan lainnya.
Secara umum pandangan responden ketika mendengar kata mahasiswa tersaji seperti gambar berikut. Responden pria melekatkan kesan mandiri pada peringkat pertama diikuti oleh seragam bebas. Berbeda dengan responden perempuan, dimana banyaknya tugas di anggap merupakan gambaran paling umum tentang mahasiswa. Entah mana pendapat yang benar tentang mahasiswa, kawan-kawan bisa menjawabnya sendiri setelah satu semester mengenyam bangku perkuliahan.

Perbedaan antara masa putih abu-abu dengan saat kuliah dirasakan berbeda oleh 96.7% responden. Berbagai alasan muncul untuk mempertegas perbedaan yang responden rasakan, seperti disampaikan oleh I Nyoman Jana Pria Utama. “Dalam menjadi mahasiswa, saya bisa belajar lebih mandiri. Dimana kita bisa lebih aktif dalam mengerjakan tugas karena di dalam mahasiswa kita dituntut agar bisa mandiri dalam mencari ilmu”, jelasnya. Hal senada juga diungkapkan responden lain seperti I Nyoman Pandu Wiradarma dari Statistika ITS dan teman seperjuangan Jana di UWKS, Anak Agung Sagung Ayuska Gandhari. Beda lagi alasan yang disampaikan oleh I Made Wahyu Wedangga, yang kuliah di D3 Akuntansi Unair karena pengen kaya ini. Ia merasa saat menjadi mahasiswa lebih banyak warna. Ya, iya lah.. Kalau SMA cuma putih abu-abu, sekarang mejikuhibiniu. Ya gak, Yu?

Selain menjalani tugas pokok sebagai mahasiswa yaitu belajar, sebagian besar responden ingin aktif di kegiatan organisasi. Ini merupakan berita baik bagi KMHDI, Swastika Taruna, TPKH dan UKKH untuk memfasilitasi keinginan responden. Di satu pihak, organisasi-organisasi ini tentunya sangat membutuhkan SDM yang berkualitas untuk menjalankan roda organisasi. Sangat cocok dengan keinginan responden yang membutuhkan wadah untuk belajar berorganisasi. Atau mungkin kawan-kawan responden di sini ingin mendirikan suatu organisasi baru? Ditunggu pilihan yang akan dibuat ya.

Akhirnya, apapun alasan kawan-kawan kuliah, apapun gambaran kawan-kawan tentang seorang mahasiswa, dan apapun kegiatan yang kawan-kawan lakukan selama menjadi mahasiswa, lakukan yang terbaik. Suka atau tidak, kawan-kawan sekarang adalah seorang mahasiswa. Sukses tidaknya masa depan kawan-kawan mulai ditentukan dari sekarang.(lis)

Metode Polling : Kluster Random Sampling
Margin Error : 5%
Jumlah Responden : 32 orang
Waktu Survey : September 2008

1 komentar:

Unknown mengatakan...

IDMPW : gengsi gede-gedean berlaku setiap hari demi harga diri

Emang begitu y?

ƪ(‾ε‾“)ʃ
m~buh

kata cerminan hati, orang senang dipuji ataupun sebaliknya, tidakkah penulis berpikir?

apa yang dia dengar dari orang, itu ditelan mentah2, matahkah dia?

 

Berita Terbaru

Opini Terbaru

Iklan

Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com